Jan 15, 2010

Kupu-kupu...

By Vhieckqy Zulkifly Rauf


Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati kupu-kupu dalam kepompong itu selama beberapa jam ketika kupu-kupu itu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti, diam dan seakan tak berdaya. Kelihatannya ia telah berusaha semampunya dan ia tidak bisa lebih jauh lagi...

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Lambat laun kupu-kupu tersebut dapat keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya kembali, karena ia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar merekah dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi...

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitar tubuh gembung dan sayap-sayap mengerutnya itu. Dia tidak pernah bisa terbang lagi bahkan tak sekalipun merasakan kepakan mengudara. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga ia akan siap terbang begitu ia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut...

Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup ini. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang, bagai kisah sang kupu-kupu...

5 Juli 2009
---------------------------------------------

Vhieckqy Zulkifly Rauf. Penyair. Tinggal di Jakarta.

3 comments: