By Lubis Grafura
kita tak saling bergandeng tangan
saat melewati penyeberangan
langit pun tak berbintang, tak berbulan
hanya lampu di sepanjang jalan
beserta papan-papan iklan
cukup sudah hatiku kau tawan
Kediri 2010
-----------------------------------------
Lubis Grafura. Pengelola blog lubisgrafura.wordpress.com dan smkdalamjurnal.wordpress.com
Guru SMKN 1 Nglegok. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Juara I Menulis Sajak Rosulullah dari IRIB IRAN(2007)
Mendapatkan penghargaan cerpenis dari Menpora (2005)
Bukunya: Buku Pintar Iklan Baris (2010),
Antologi puisi Ponari For President (2009),
Antologi Puisi Kenyataan dan Kemayaan (Fordisastra, (2009),
Antologi Cerpen Ketawang Puspawarna (2009), dan
Pledoi Sastra Malang (2009)
Karyanya tersebar di Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar Indonesia, Malang Pos, Surya, Jurnal Kreativa Jogja, Majalah Media, dsb.
(Sumber oase.kompas.com, 16 November 2010)
The collection of Note's from me and all of my friends... and Whoever.... That's it.....
Showing posts with label bintang. Show all posts
Showing posts with label bintang. Show all posts
Nov 30, 2010
Feb 3, 2010
mimpi bumi
By Koying
dalam serabut akar pada lintas zaman,
menjelaskan setiap generasi ada dan berada
terkadang melihat gambaran tiang tiang di bangun pada seribu kemasan
untuk menajapkan ke absolutnya pada imaji yang meluas ke angkasa
pada waktu tetap saja roda waktu tetap sama pada perwujudan mata
dalam ilalang zaman menutupi padang rumput di tepi matahari berdendang keemasan
bercerita kepada semua insan yang hidup di pinggir ataupun di tengga padang rumput
hujaran semua indahnya takdir tercipta di tangan insan di dalam pada rumput zaman
tanpa meninggalkan tanah merahnya
tanpa meninggalkan batunya
tanpa meninggalkan akar rumputnya
seakan siluman, mendorong otak dan kaki untuk dijelajahi,
penjelajaan bukan untuk menaklukkan, tapi saling berbagi
entah itu berbeda anutan, atau berbeda tindakan
cuma saling mengerti, apa yang terjadi
bukan untuk menujuk diri siapa yang berani,
sekaligus tak melihat terhukum ataupun tak terhukum
sebab kepentingan itu cuma permukaan
sebab kepentingan itu cuma ego diri
ada terpenting di atas itu semua, padang rumput itu harus terjaga,
padang rumput itu harus sebagai jiwa,
dan jiwa itu ada di atas tanahnya, bukan langitnya
dan itulah kenyataannya,
mungkin banyak ingin terbang ke langit, tapi tak ada orang mau ingin menembus bumi
karena bumi itu gelap, tak seperti di atas langit sana, langit penuh bintang dan purnama
3 Februari 2010
----------------------------------------------
Koying. Bukan nama sebenarnya. Sering menulis di situs blog inunesia.
dalam serabut akar pada lintas zaman,
menjelaskan setiap generasi ada dan berada
terkadang melihat gambaran tiang tiang di bangun pada seribu kemasan
untuk menajapkan ke absolutnya pada imaji yang meluas ke angkasa
pada waktu tetap saja roda waktu tetap sama pada perwujudan mata
dalam ilalang zaman menutupi padang rumput di tepi matahari berdendang keemasan
bercerita kepada semua insan yang hidup di pinggir ataupun di tengga padang rumput
hujaran semua indahnya takdir tercipta di tangan insan di dalam pada rumput zaman
tanpa meninggalkan tanah merahnya
tanpa meninggalkan batunya
tanpa meninggalkan akar rumputnya
seakan siluman, mendorong otak dan kaki untuk dijelajahi,
penjelajaan bukan untuk menaklukkan, tapi saling berbagi
entah itu berbeda anutan, atau berbeda tindakan
cuma saling mengerti, apa yang terjadi
bukan untuk menujuk diri siapa yang berani,
sekaligus tak melihat terhukum ataupun tak terhukum
sebab kepentingan itu cuma permukaan
sebab kepentingan itu cuma ego diri
ada terpenting di atas itu semua, padang rumput itu harus terjaga,
padang rumput itu harus sebagai jiwa,
dan jiwa itu ada di atas tanahnya, bukan langitnya
dan itulah kenyataannya,
mungkin banyak ingin terbang ke langit, tapi tak ada orang mau ingin menembus bumi
karena bumi itu gelap, tak seperti di atas langit sana, langit penuh bintang dan purnama
3 Februari 2010
----------------------------------------------
Koying. Bukan nama sebenarnya. Sering menulis di situs blog inunesia.
Jan 19, 2010
Aksara Tuk Sahabat
By Joezefhine Zejingga
Aku Merindukan Kau Dia & Mereka semua
kala ku menepi mengamati jingga perlahan tenggelam berganti malam...
sembari ku meneguk manis suguhan alam
pada tiap renda katakata mu
aku mengerling manja bertabur bunga
kala tersambut jawaban santun mu
aku sedang berdendang lincah
di atas permadani jalinan kita
dan...
aku sedang membelah malam
mengundang pijaran bintang berteman rembulan
agar aku bisa merasakan kau, dia, mereka dan semua
hadir menyamar bersama walau sekedar dalam dunia maya...
salam ku tuk sahabat maya ku...
18 Januari 2010
----------------------------------------------------
Joezefhine Zejingga. Sering membuat puisi. Tinggal di Jakarta.
Aku Merindukan Kau Dia & Mereka semua
kala ku menepi mengamati jingga perlahan tenggelam berganti malam...
sembari ku meneguk manis suguhan alam
pada tiap renda katakata mu
aku mengerling manja bertabur bunga
kala tersambut jawaban santun mu
aku sedang berdendang lincah
di atas permadani jalinan kita
dan...
aku sedang membelah malam
mengundang pijaran bintang berteman rembulan
agar aku bisa merasakan kau, dia, mereka dan semua
hadir menyamar bersama walau sekedar dalam dunia maya...
salam ku tuk sahabat maya ku...
18 Januari 2010
----------------------------------------------------
Joezefhine Zejingga. Sering membuat puisi. Tinggal di Jakarta.
Subscribe to:
Posts (Atom)