Apr 30, 2010

Puspa Indah Taman Hati - 1

By Eddy D. Iskandar

MARLINA berlari-lari bagaikan kijang mas. Rambutnya diekor kuda. Tasnya berayunayun. Lucu dan manis. Marlina memang lucu dan manis. Tubuhnya yang ramping berisi, begitu lincah jika dipandang.

"Marlinaaa...!!!"

Sebuah teriakan menggema dari arah taman kampus Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta. Langkah Marlina terhenti. Kepalanya menoleh ke belakang. Sepi. Tak terlihat siapa-siapa. Tapi baru saja Marlina mau melangkah lagi, teriakan kembali menggema. "Marlinaaa...!!!"

Siapa sih? bisik hati Marlina. Suaranya mirip suara Aswin. Aswinkah? Playboy cap bebek itu? Playboy yang cuma bermodalkan Honda bebek? Peduli, ah!
Marlina melangkah lagi. Dan, teriakan itu kembali menggema.
"Marlinaaa...!!!"

Marlina makin penasaran. Ia menoleh lagi. Matanya yang hening meneliti dengan seksama. Tiba-tiba dari celah-celah rimbun daun, menyembul wajah lelaki yang dikenalnya, Aswin, mahasiswa akademi teater.
"Ada apaaa??!!!" sahut Marlina. "I love you!" teriak Aswin.

Marlina tertawa. Tertawa lepas. Barisan giginya yang putih kelihatan berkilat. Aswin memang nakal. Suka berterus terang sambil berkelakar. Marlina menyahut lagi.
"No time for love!"
Lalu Marlina berlari-lari. Aswin berteriak sambil mengejar.
"Tungguuu!!!"

Marlina tak peduh. Ia mempercepat larinya. Aswin tak mau ketinggalan, ia juga tancap kaki, lari seperti dikejar polisi sehabis maling. Dekat pohon flamboyan, Aswin berhasil menangkap lengan kanan Marlina.
"Aswin, lepaskan!" teriak Marlina.

"Habis kau menghindar sih."
"Aku mesti kuliah apresiasi musik."

"Masih ada waktu seperempat jam, kan?"

"Tapi dosennya killer, aku mesti lebih dulu masuk."
"Aku yang akan menghadapi dosen killer itu, kalau is berani memarahimu."

"Mmmhh.... lepaskan!" Marlina merengek. Keduanya tarik-menarik. Aswin berusaha agar lengan Marlina tidak lepas dari genggamannya. Marlina berusaha agar lengannya lepas dari genggaman Aswin.

Marlina berhasil melepaskan diri, tapi tasnya jatuh. Aswin tak menyia-nyiakan kesempatan itu, segera is menyambar tas Marlina. Marlina tak jadi melarikan diri. Aswin tertawa senang.
"Kemarikan tasku!"
"Tas ini ingin kupegang."
"Kan sudah dipegang, sekarang kembalikan!"
"Tas ini baru mau dikembalikan, kalau pemiliknya sudah menyatakan: I love you." "Jangan main-main, As! Sebentar lagi dosen killer itu datang!"
"la tak akan memarahimu, kau terlalu cantik untuk dimarahi."

"Kau juga bikin aku jengkel, kenapa bilang I love you saja susah!"
"Habis no time for love sih!" sahut Marlina geli.
"Kalau kau terns-terusan bilang no time for love, tas ini tiakkan sampai di tanganmu." "Aku minta dengan hormat, kembalikan tas itu!"
"Aku tidak butuh hormat, aku butuh I love you!"
"Ya, ampun!" Aswin tertawa. "Aku akan menangis!"

"Menangislah."
"Aku akan berteriak!" "Berteriaklah."
"Aswiiinnn...!!!" Marlina makin jengkel. "Yaaa..." Aswin meledek sambil tertawa. "Demi perikemanusiaan, kembalikan tasku! Kembalikan!"
"Demi ASEAN, demi PBB, demi Presiden Uganda Idi Amin, demi Tamy Bolin almarhum, demi siapa pun, tas ini takkan kukembalikan!" "Aku akan memusuhimu!"
"Musuhilah! Sebab menurut ahli ilmu watak, wanita yang semula memusuhi lelaki, ..
maka kelak lelaki itu, akan jadi idaman hatinya."
"Uuuhhh... maunya!"
"Jadi bagaimana? Kalau takut ketinggalan kuliah dan takut dimarahi dosen killer itu, silakan cepat-cepat masuk kuliah."
"Aku akan pergi, tapi tasku kembalikan!" "Lho, tas ini begitu damai dalam dekapanku," sahut Aswin sambil mehdekap tas itu. Meskipun jengkel, tak urung Marlina tersenyum, merasa lucu melihat tingkah Aswin.
"Aswin, demi aku, demi Marlina, kembalikan tas ituuu!!!"
"Baik, baik, baik. Demi kau, demi Marlina, akan kukembalikan tas iniii!!!" sahut Aswin meniru gaya bicara Marlina.
"Aaaa..." Marlina merengek.
`Begini saja, deh. Tas ini akan kulemparkan ke udara. Kita rebutan mengambilnya, siapa yang dapat, itu yang berhak mengambil."
"Kau ini man bikin gara-gara. Itu kan tasku, hakku!"
"Buktinya berada di tanganku." "Habis, kau merampoknya."
"Nah, kalau kau menganggap aku merampok, mesti ada tebusannya dong. Mau pilih yang mana: bilang I love you atau rebutan?"

"Kau ini! Kau ini! Aaaa...!! Waktu kuliah tinggal lima menit lagi. Aswin! Aaa...!!! Kembalikan tasku!!!"
"Pilih dulu, mau I love you atau rebutan?" "Rebutan saja!" jawab Marlina jengkel. "Okey, tas ini tertutup rapat, aku akan melemparnya."
"Cepat!"
"Nah, bersiaplah...satu...dua...tiga!!!" Marlina serentak menatap ke angkasa. Tapi Aswin cuma main-main. Tas itu diayunkan oleh kedua tangannya, tapi tak dibiarkan lepas. Tentu saja Marlina yang begitu serius jadi gondok.
"Aaaa.... terlalu kau ini! Terlalu!"
"Tadi kan percobaan. Sekarang serius." "Kalau kau menipu lagi, aku akan mengadu kepada dosen!"
"Okey? Kita mulai: satu...dua...tiga!"

..............

Bersambung Ke Bagian-2... Tunggu yaaa.... ;)

28 April 2010
-------------------------------------------

Eddy D. Iskandar. Puspa Indah Taman Hati adalah kelanjutan Novel Gita Cinta dari SMA karya Eddy D Iskandar yang di tulis pada pertengahan tahun 80an. Tahun 1977, nama Eddy D Iskandar tercatat sebagai novelis yang populer di kalangan remaja. Hampir semua novel karyanya menjadi novel terlaris. Dalam seminggu sudah cetak ulang. Begitu juga ketika dibuat film, selalu menjadi boxoffice. Bahkan Eddy dianggap sebagai pengarang yang memelopori cerita remaja dengan setting remaja SMA.

NB: Sumber artikel ini adalah oase.kompas.com tanggal 28 April 2010.

Apr 27, 2010

.....terhenti dalam cinta...

By Monika Indri P.

tak akan habis kataku...
Meski harus berhadapan dengan egomu...
Tak akan terhenti rinduku..
Meski harus terhadang oleh rasamu...
...
Akan terus mengalir...cintaku..
Meski air mata inipun juga ikut mengalir...
Temani keraguanku..temani kesedihanku...

...
Mencintaimu...sungguh tak semudah kata yang tertata...
Mencintaimu..lelahkan emosiku..serakkan kerinduanku...
...
Dan kutahu..tak akan pernah berakhir...karna awal belum juga dimulai...
...

Kasih...
Hentikan saja aku pada pelukanmu...
Hentikan saja aku pada ciumanmu..
Hentikan saja aku pada cintamu...
...
Tangkaplah aku..jerat cintaku..
Agar berdiam aku dalam pesonamu...
Dan hentikan segala pelayaran tak menentu ini...
Buatlah aku berlabuh tuk selamanya pada hatimu...
...
Kasih...
Butakan saja keraguanku..
Agar tak lagi menilai apa yang terlihat dalam tatapan..
bisukanlah kemarahanku..
Agar tak lagi terucap kata perih pada hatimu..
....
Kasih...
Aku lelah mencari segala pembenaran itu...
Dan aku lelah menutup diri dalam kemunafikan dunia...
...
Bunuhlah saja aku...
Dalam cintamu...
Dengan ketulusanmu...
...
Aku hanya ingin mati dalam cintamu...
...Terhenti dalam cinta....

26 April 2010
------------------------------------------

Monika Indri P. Sering menulis. Karya-karyanya dapat dilihat pada situs kebahagiaan-berbagi.blogspot.com

Apr 19, 2010

senyummu..

By Febby Sahla

senyummu seperti sajak... yang membuai sampai klimaks
seperti tercekat bagai bidak... dan tiba-tiba sekhak!!!
hanya terperangah tak terbahak
kaku terasa enggan beranjak
perlahan... membenamkanku dalam pusar riak
berputar kian lama menguliti dan menyibak
jatuh...
luruh...
melenguh...
apa mantra disenyummu, membuatku berkeras diam disitu
padahal sudah tertulis di secarik
majas terlarik laksana intrik
tapi tetap ku memakna disela rintik
senyummu telah mencabik di rongga hati dan ternikmati begitu asik

14 April 2010
-----------------------------------------

Febby Sahla.
Suka menulis. Tinggal di Semarang. Karya-karyanya dapat ditemui di situs jejaring sosial pertemanan.

Apr 17, 2010

Devi Sartika... Topless Bukan Pilihan... Jangan Terbang Bebas.....

By August Suhardono

Devi Sartika
Kala kemudaan menjelang, yang ada hanya kegembiraan
Bukan berarti kau bisa terbang sebebas-bebasnya
Seribu bahaya menanti, mengintip setiap celah peluang..

Jangan biarkan mulut manis membiusmu, biarpun itu dari teman terdekat
Intaian bahaya terus mencari, ooohh.... Dimana celah-celah itu?
Selalu ada cara bagi mereka, kala dikau lengah

Jangan biarkan
Jangan biarkan
Hidup cuma sekali

Bukan berarti kau bisa terbang sebebas-bebasnya

Biarlah hal ini membuatmu semakin mawas diri
Hidup selalu indah, kala matahari bersinar
Selalu ada celah harapan, di balik cakrawala

Jangan biarkan mereka memanfaatkanmu
Engkau adalah cahaya bagi kehidupanmu
Tetaplah melangkah, terus...

Jakarta, 13 April 2010
---------------------------------------------------

NB: Mohon ijin atas fotonya buat Clara Adheline Supit.

August Suhardono. Suka menulis di situs jejaring sosial pertemanan. Tinggal di Jakarta.

Artikel Terkait:
1. Penyebar Foto Bugil Devi Dijemput Paksa

Apr 10, 2010

"Millions Shooting Stars"

By Danissa Daffy

If one star falls
everytime my tear drops
I believe the sky will be very dark now
without the shine of a millions stars
coz they already change being a shooting stars

I just can say sorry
that I made darkness at the night
Coz I can't stop this tears
Coz I just wanna cry

There's nothing I can do
to reduce this pain
except crying

I'm Sorry ...

9 April 2010
---------------------------------------

Danissa Daffy. Often writing a poem on social network sites. Living in Bekasi.

Apr 3, 2010

Menjelajah Langit tak Berbatas....

By Yunta Ambong

Menyatakan langit pada dinding dingin hatiku yang beku....

Meluluhkan hati pada sesuatu kalbu yang membisu....

Mengacak, mengoyak dan membakar semua sampah2 membau...

Disini....
Aku tahu aku merengkuh....


3 April 2010
----------------------------------------

Yunta Ambong. Sering menuLis sajak di situs pertemanan. Tinggal di Malang.