Dec 31, 2009

2010

Harapan adalah hal yang bergelora
Yang bertengger dalam jiwa
Dan menyanyikan lagu tanpa kata-kata
Dan tidak pernah berhenti-sama sekali

Tahun berlalu benar-benar membara,
Atau mungkin hanya sedikit gila:
"Harapan yang mana yang ingin dikejar?"
Hei..! Selamat Datang ke Tahun yang Baru..., ini menggairahkan...!"


Selamat Tahun Baru 2010... Teman2 Semua...

Dec 28, 2009

Soulmate...

By Wahyu Babadsari Winoto


Dear my lepi...
sore ini aku mau curhat sama kamu tentang pikiranku tentang hidup dan cinta...

Taukah kamu...
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik,
Itu bukan pilihan, itu kesempatan

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan,
Itupun adalah kesempatan

Akan tetapi....

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah Pilihan...

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi,
Itu adalah pilihan...

Perasaan cinta, simpatik, tertarik,
Datang bagai kesempatan pada kita
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan
Pilihan yang kita lakukan...

Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari sebuah Film yang Mungkin sangat tepat:
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu

Tetapi tetap berpulang padamu
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan...

16 Desember 2009
--------------------------------------------

Wahyu Babadsari Winoto. Tinggal di Gunung Kidul, Jawa Tengah.

Dec 26, 2009

Kidung Kasih

By Qwiniy Queen

KasihNYA menyelimuti hati...
Membawa damai dalam hidup...
Tak cukup nyanyian gembala bersenandung...
Karena kebenaran hati...itu utama...

Abadikan DIA disini...
Dalam raga serta wujud...
Langkah akan berjejak keinginan kitab...
Bahwa kasihNYA memang untuk hambaNYA....

Selamat berkidung kasih...
Moga berkah hidup selalu menemani...

Selamat Natal...

25 Desember 2009
---------------------------------------------

Qwiniy Queen. Tinggal di Mamuju. Sering membuat puisi.

Dec 25, 2009

Membuat Palungan Kecil

By Barbara Gooden

**Selamat NataL bagi Temans yang Merayakannya...!!!


Tidak ada kamar di penginapan
Bagi saya,
Relakah Anda menyediakan palungan kecil
di dalam hati Anda?
Ke dalam tempat berlindung yang hangat dan terang itu
Maukah Anda membawa masuk Seseorang yang
kedinginan,
Sendirian, tanpa teman?
Supaya kasih kembali dilahirkan
di bawah bintang!

(Sumber: Indo Lead)

Dec 22, 2009

Tiada Tangan Seindah Tangan Ibuku...

By Christina Yenny

***Dedicated to : ALL MOMS IN THE WORLD...
Dalam rangka HARI IBU 22 DESEMBER 2009
--------------------------------------------


Beberapa tahun lalu, ketika ibu datang berkunjung, beliau mengajak saya berbelanja bersamanya karena beliau membutuhkan sebuah gaun baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi belanja bersama orang lain. Dan saya bukanlah orang yang sabar. Tetapi, walaupun demikian, kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan...

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan beliau mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan beliau mulai frustasi... Akhirnya, pada toko terakhir yang kami kunjungi, beliau mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari 3 helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama beliau dalam ruang ganti pakaian. Saya melihat bagaimana beliau mencoba gaun tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya...

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu beliau tidak dapat melakukannya. Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya... Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata saya yang mengalir keluar tanpa saya sadari... Setelah mendapat ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut...

Gaun ini begitu indah, dan beliau membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari dalam ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu..., pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan beliau yang sedang berusaha mengikat tali bajunya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih.., yang pernah menggendong saya.., menyuapi saya.., memandikan saya.., memakaikan baju.., membelai dan memeluk saya.., dan terlebih dari semuanya.., berdoa untuk saya..! Sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati...

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar beliau, mengambil tangannya, menciumnya dan yang membuatnya terkejut.., memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan paling indah di dunia ini... Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata saya yang baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu...

Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak, tangan dan hati saya memiliki keindahan tersendiri.., seperti halnya tangan ibuku. Kutengadahkan tangaku segera "Ya Allah, sayangi ibuku, baik di kala ia masih hidup maupun jika kelak beliau wafat. Sayangilah ia ya Allah.., sebagaimana ia menyayangiku di waktu aku masih kecil....." Amiiin...

Sungguh di dunia ini, tiada tangan seindah tangan ibuku. Karena kasih sayang lewat tangannya yang indah-lah, saya bisa seperti ini...

Terima kasih Ibu, aku cinta dan sayang padamu... (Ibu, I love you so much...)

Selamat Hari Ibu..!

22 Desember 2009
--------------------------------------------

Christina Yenny. Tinggal di Jakarta. Karyawan perusahaan asuransi.

Lukisan Angan

By Susy Ayu

**Dalam rangka Hari Ibu - 22 Desember 2009
Selamat Hari Ibu..........
---------------------------------------------------

aku ingin melukis pemandangan
sekumpulan bambu yang pucuknya melengkung
lalu ada kupu kupu di atas bunga
yang lebih sering terbang melingkar daripada hinggap

aku coba melukis pemandangan
mungkin sebentuk pelangi yang kucuri selepas hujan
bisa jadi sedikit gerimis di seberangnya
berdinding selapis warna jingga

lukisanku telah selesai
namun serupa perempuan yang kerap dipanggil ibu
di mana pelukan hangatnya tercerai pada yang entah
lalu isakan di pangkunya adalah lukisan yang tak pernah nyata

21 Desember 2009
---------------------------------------------------

Susy Ayu. Penulis, penyair dan karya-karyanya banyak disajikan di media massa dan situs pertemanan. Tinggal di Bekasi.

Dec 19, 2009

Jadikan Aku Istrimu..

By Yessi Greena W Purba


Aku rindu mencium tanganmu
Lalu lembut kau usap pipiku
Sebelum kita berpisah di depan pintu rumahku
Ah...
Aku ingin tidur di pelukmu, sayang
Jadikan aku istrimu

8 Juli 2009
------------------------------------------------

Yessi Greena W Purba. Sering menuLis. Salah satu karya novelnya yang terbaru dan sangat menarik.., StiLL Loving You.

Dec 16, 2009

Puisi untuk Sang Pongah...

By Ieme Tea

Pada rambut panjangmu
tlah ku ukirkan hatiku
sibakkan...
akan terlihat indah warna cintaku

Pada tipis bibirmu
tlah kukecupkan wangi rasaku
sisakan sedikit dari dirimu
agar aku tak bosan mencumbumu

Ambillah semua dunia kita
jangan kau bakar air mata
yang telah mengering
karena bahagia

Pada jantung hatimu
kupanahkan asmaraku
menancap dalam merobek maumu
lantas,untuk apa aku menggauli mimpimu?

sejenak
kutanyakan pada malam
adakah rahasia didirimu?
ahai......memburam dan mengelam

topeng-topeng melumuri bayangmu
padaku kata tak jadi makna
padamu teruntai indah sajak cinta ini
padaku tak lebih kau adalah sang pongah!!

16 Desember 2009
------------------------------------------

Ieme Tea. Tinggal di Bekasi. Sering menulis di situs-situs pertemanan.

Dec 15, 2009

Gue Punya Kok Buku Kayak Gitu !

By Susy Ayu

Cerita I - “Between Livy And Sheren" - Sebuah Novel

Huoaaaaah.... Bete... Livy menguap terus dari tadi. Pak Garfield ini bosenin banget. Bukan karena wajahnya yang kayak Garfield, maksudnya matanya, tapi Pak Guru yang satu ini memang hobi banget kasih catatan yang nggak ada di buku paket sekolah. Siang-siang begini asyiknya pelajaran biologi, biar nggak ngantuk, dan siapapun akan rugi kalau nggak masuk kelas Pas Biologi, apalagi sedang pembahasan alat-alat reproduksi... Hehehehe...

Lagi-lagi Livy menguap, kali ini gede banget, bersuara lagi! Buruan Lola dari samping melemparkan penghapus pensil ke bahunya, Kaget!

“Berisik... Gue paling sebel denger suara lo kalo nguap gitu...” Lola berbisik setengah memaki.

“Gue ngantuk, tau!...apaan sih, pelajaran sejarah ato pelajaran nulis nih? Kenapa nggak di photo copy aja sih, dari pada nyatet dari papan tulis gini..” Livy membanting pelan pulpennya. Nguap lagi, kenceng banget. Herannya Pak Garfield, alias pak Sobar (eh kebalik!), duduk tenang di mejanya sambil nulis-nulis, sementara di depan, si sekretaris kelas, Mia sedang sibuk menulis di papan tulis sambil lenggak-lenggok. Livy menguap lagi, pake suara lagi.

“Gue sambit pake spokat gue neh, berisik tau! Gue heran, kok Upit betah banget duduk di sebelah lo...” Jawab Lola sambil ngikik.

“Upit nggak kayak elo, dia terpesona ama suara gue. Nguap aja merdu, gimana kalo gue nyanyi!” Livy nggak mau kalah, sambil senyum-senyum setengah menguap.

“Buktinya Cuma Upit doang yang betah duduk sebelah elo, sekarang aja lo sendirian gitu pas dia nggak masuk...” Lola nggak mau kalah, sambil siap-siap mau nyambit Livy lagi pake tempat pensilnya.

“Lola, sirik aja deh! Tau nggak, Upit sakit karena seharian kemarin gue nggak nguap sama sekali! Kemarin nyokap gue libur catering, jadi gue bisa pulas tidur. Nemenin gue kek disini, pengen tidur bentar jadi nyolok banget neh....,” lagi-lagi Livy menguap. Air matanya sudah merembes keluar.

Belum lagi Lola menyahut, tiba-tiba seorang cowok pemilik badan tegap nan jangkung menghampiri meja Livy dari belakang.
“Gue numpang duduk bentar. Gak kelihatan dari belakang...” Revy, cowok yang amit-amit gantengnya itu bikin ngantuk Livy buyar seketika. Duh, mimpi apa semalam gue yah, duduk sebelahan sama Revy. Walah-walah, tolol banget kalo Livy sampai nolak.

Kok jadi norak begini sih? Kan Revy bukan barang baru, bahkan satu club basket dengan Livy juga. Tapi Revy nggak pernah seramah ini dengan siapapun, ngomongnya irit, sukanya Cuma lari bawa bola basket dan mukul-mukulin drum di group band sekolah. Tiba-tiba Livy malu lihat buku tulisnya, dari tadi belum satu hurufpun dia tulis, sementara serius banget lihat ke papan tulis. Alaaah..paling karena Mia yang bahenol itu yang nulis, coba kalo yang nulis Livy, paling juga udah disambitin dari tadi. Nggak berarti Revy rajin, jadi Livy nggak perlu malu karena nggak mencatat sedikitpun.

“Hey, masih nawarin gue duduk di sebelah lo nggak? Gue berani kok ngusir Revy...” Lola menggoda, dia tahu kalo Livy, sohibnya ini nerveous tapi suka kalau di dekati Revy.

“Nggak perlu, La. Ngantuk gue ilang seketika kok, nggak perlu tidur di meja...buruan nyatet, ntar gue pinjem catetan lo!“

“Vi, lo dah gak norak lagi yah kalo didekatin cowok? Heran gue, berani nari loncat-loncat nggak keruan kalo udah tampil, tapi deket ama cowok aja panik gitu!” Lola menggoda lagi, berbisik.

“Siapa yang panik? Lo nggak lihat gue baik-baik aja?” Livy setengah mati menahan degup jantungnya.

“Hauahaha....,” ketawa ngakak yang berbisik. “Lo keringat dingin gitu! Gue yakin, abis ini lo langsung lari-lari panas–panasan di lapangan basket! Berani taruhan?”

Sumpah... Pengen banget nutup mulut Lola. Tapi Lola bener banget, Revy, cowok pujaan siapapun ini mampu bikin Livy nggak keruan. Tahu nggak gado-gado? Nah kayak gitu deh rasa hatinya, semuanya jadi satu. Campur aduk. Aduh Livy, jangan norak gitu dong....! Revy Cuma numpang duduk, jangan norak dan keGe-eRan gitu ah. Ayo..tenang dong..cool gitu lho! Livy berusaha mengatur nafasnya.

Sementara disebelahnya, Revy dengan santai dan cueknya terus mencatat. Sekali saja melirik Livy, setelah itu tetap diam seribu bahasa.

Tetapi tidak hanya Livy yang panik, di bangku barisan paling kanan, tampak Mona, si Ratu gethuk Trio, sedang panas berapi-api melihat Revy duduk di sebelah Livy. Gethuk Trio itu, Mona , Chacha dan Betsy kasak kusuk sambil manyun-manyun.

Gethuk Trio (julukan cowok-cowok sekolah tentunya..), cewek yang paling cantik, manis dan wangi itu, wajahnya tiba-tiba berubah jadi gethuk goreng. Asli pada coklat gosong seperti nenek sihir!
Suara gemerutuk gigi Mona nyaris terdengar karena geramnya. Membuat bulu kuduk Livy berdiri. Duh, kok disirikin kayak gini sih?

“Udah belum nyatetnya yang blah sini..gue apus yaw.....,” tiba-tiba suara Mia yang merdu merayu ala penyanyi dangdut pinggir kali membuatnya tersentak.
Kompak suara para cowok menjawab, “Beluuuummm....!” Alhasil, Mia berdiri manis di samping papan tulis, kali ini menghadap ke meja-meja murid, menunggu anak-anak selesai menyalin, untuk kemudian menghapus tulisan di sisi kiri papan dan menulis lagi dengan catatan yang baru. Tentu saja ini yang diharapkan Mia, juga cowok-cowok di kelas tentu. Body sexy itu berdiri malu-malu sambil senyum-senyum di hadapan mereka. Sementara pak Garfield, melirik sekilas, ikut tersnyum lalu tenggelam lagi dengan kesibukannya sendiri di meja.

“Lo nggak nyatet?” Duh dingin banget suara Revy. Bertanya karena heran atau mau interogasi nih? Livy sempat bingung mencari jawaban.

"Gue punya kok buku kayak gitu. Nggak perlu nyatet lah...” Ups.. Jawaban yang oke punya menurut Livy.

“Gue juga sebenarnya lagi pegel banget... habis tampil band gue semalam. Gue pinjem aja buku cetak lo ya!”

Mati gue! Livy panik. Duh, kenapa tadi gue kasih jawaban itu ya? Sekarang gimana dong? Ngeliat bukunya aja nggak tahu kayak gimana, wah mesti puter-puter otak nih. Tapi itu urusan nanti, yang penting sekarang Revy harus di iyakan.

“Ya deh, tapi nanti ya, lo belakangan... sohib-sohib gue udah ngantri. Atau gue copy in aja yang bab ini yah?” Sok tenang sekaligus cari alternatif yang paling gampang. Kasih aja Revy copy-annya.

“Nggak papa belakangan, tapi gue pengen pinjem bukunya. Buat lain kali gue nggak perlu nyatet kayak gini. Lihat tulisan Mia bikin mata gue jadi siwer, kecil-kecil gitu.”

“Gue copy in aja satu buku gitu, mau nggak?” Tapi ini ucapan dalam hati Livy. Tambah nggak mungkin nawarin copy in satu buku. Mengada-ada banget. Gila aja si Revy. Demen banget sih ama sejarah? Livy cuma bisa mengangguk. Tapi satu hal, paling tidak dia tahu, Revy tidak tertarik kok dengan Mia, super sexy itu. Lumayan...rada lega....HHhhhhhh,,!

Saved by the bell...!!! Akhirnya....selesai juga acara catat mencatat. Tapi selesai juga Revy dari sisinya. Revy pergi gitu aja, nggak bilang terimakasih lagi. Hua..hua...!
Kelas mulai ramai. Obrolan dan suara tawa mulai serempak lagi dengan tema yang berbeda-beda. Lola buruan duduk di sebelah Livy.

“Hey..hey..kesan lo gimana? Crita dong... dia nembak elo nggak?” Lola ketawa menggoda.

“Lola...! Iya... Revy nembak gue! Kaget kan lo?”

“Nggak mungkin..nggak mungkin..Ribuan cewek antri minta ditembak, malah nembak duluan. Nggak mungkin tiba-tiba dia nembak elo..”

“Tuh kan, lo dah tau ngapain nanya? “

“Tapi crita dong..apa neh kesan-kesannya...”

“Satu, kabar baiknya, Revy nggak demen kok sama cewek se sexy Mia. Dua, kabar buruknya, Revy mau pinjem buku cetak asli itu dari gue...”

Wait...wait... lo makin error gitu.....Oke, satu, kabar baik itu nggak benar begitu. Yang benar, Revy bukan nggak suka cewek sexy, tapi dia nggak suka ama Mianya. Ke dua, pinjem dari elo? Mang lo punya bukunya? Kanapa nggak bilang gue? Kan gue bisa pinjem. Lagian lo tega deh minta gue nyatet buru-buru sampe selesai. Kan mending gue copy buku lo. Gue rugi banget, dari bab satu buku itu, gue melulu kebagian nyatet biar lo sama Upit bisa minjem. Lalu....”

“Stop. Lola bawel! Gue memang nggak punya buku itu!”

Lola sempat bengong...jadi bloon gitu tampangnya, ”Trus, kenapa Revy bisa mau minjem dari elo?”

“Yah..gitu deh, gue ngakunya punya buku itu. Lihat dong, gue gak nyatet sama sekali... Tengsin nggak sih sama Revy waktu dia nanya kenapa gue nggak nyatet...”

“Livyantiiiii...! Segitu buruknya sih? Bilang aja lo tadi Cuma bercanda alias ngibul! Emang nggak punya gimana? Lo kan bisa kasih jawaban kalo lo pegel habis bantuin nyokap lo ngulek sambel buat catering. Susah amat? Bangga lagi, bantuin nyokap lo cari duit!” Lola senewen. Nggak habis pikir. Kali ini wajahnya 180 derajat terbalik dibanding tadi, seperti Bu Guru killer yang lagi marahin muridnya. Lola geleng-geleng kepala.

“Lolalinaaaaaa...! Sambel catering nyokap gue nggak diulek...bisa habis duit catering buat manggil tukang pijet! Pake blender tau nggak! Duh, bukan itu soalnya...tapi...”

“Tapi apa, Livy sayang?....ato..jangan-jangan..lo tuh emang naksir beneran yah sama Revy ?” Lola menggoda sekaligus menyelidik perasaan sahabatnya ini.

“Masak?” Livy kaget.

“Idih, norak deh.. Lo yang punya hati masak nggak tahu?” Lola penasaran sekaligus sebel.

“Nah lo sendiri , naksir Revy nggak?”

“Amit-amit, Livy. Gue pergi juga nih.... duh capek gue ngomong sama elo! Nggak connect ato apa sih?” Lola pura-pura bangkit berdiri. Livy segera meraih tangan Lola.

“Plis deh..jangan gitu dong... Ini akibat gue kurang tidur semalam. Ya sih tolol aja gue nanya lo naksir nggak ama Revy, lo kan udah punya Damar yah... “

Lola nggak komentar, ucapan Livy tidak perlu dikomentari. Ia diam putus asa. Menunggu Livy.
“Nggaaakk tahu, La. Iya kali yah gue naksir Revy. Yang jelas, emang dia bikin gue selalu mau tampil baik di mata dia. Duh.. bantuin gue dong...”

Lola diam saja. Kesal menghadapi Livy yang panik.
“Lola... bantuin gue...”

“Bantuin supaya jadian ama Revy?” Lola polos.

“Tuuuhkan... lo tuh ya yang norak gitu. Enggak. Bantuin supaya gue bisa dapetin buku itu....”

“Sama aja, Vi. Biar Elo baik kan di mata Revy, supaya Revy naksir elo? Oke..oke...kita cari akal”

“La...nggak mungkin Revy naksir gue. Lagian gue siapa sih dibanding ribuan cewek-cewek itu. Nggak sejauh itulah gue berharap, paling enggak gue masih punya muka lah di depan dia. Gue kadung ngaku punya buku nya sih...,” suara Livy melemah. Duh, kasian banget.

Keduanya terdiam, bertopang dagu dan terpekur. Lola tahu, Livy sebenarnya memang naksir beneran dengan Revy. Entahlah, Livy yang nggak mau ngaku, atau memang sohibnya yang satu ini nggak bisa baca perasaannya sendiri?

Tiba-tiba Lola bangkit dan menarik lengan Livy.

“Pinjem aja bentar ama Mia...”

“Oh... Mia punya bukunya ya?”

“Duuh, lo tuh jadi telmi gitu yah? Mia kan dapat bonus dipinjami buku itu, pasti dia boleh ngopy buku itu dari Pak Garfield. Ayolah usaha dulu, sama Mia ini. Mia kan bukan Revy, lo nggak usah tampil baik terus kan di depan Mia?”

“Ya enggak lah...oke..yuk!” Livy tersenyum, seketika dunia cerah dimatanya.
Tetapi sebelumnya, mata mereka menyapu isi kelas. Jangan sampai ketahuan Revy kalau Livy pinjam buku itu dari Mia.

Tapi tentramlah keduanya, ketika menemukan Revy sedang di koridor depan kelas mereka. Menghadap lapangan, melihat anak kelas lain lagi olah raga basket, tentu disebelahnya ada gethuk trio yang ikut-ikutan cari udara segar di luar kelas. Kesempatan baik.
Sedangkan seperti biasa, Mia tengah jadi pahlawan di antara cowok-cowok. Dia sibuk menghitung berapa orang yang nitip di copy in...

“Vi, lo juga mau nitip ngopy? Ada 12 halaman nih, dua ribu lima ratus deh..” ujar Mia ketika Livy dan Lola menghampiri bangkunya.

“Idiiih, mahal amat, plis dong..gue ngopy sendiri aja yah? Nggak papa deh belakangan. Tapi gue pinjem buku itu ya, sehari aja kok...,” rayu Livy.

“Yah.. gue rugi dong...”

“Perhitungan banget sih ama sesama jenis, nggak boleh ngelaba diantara sesama cewek tau nggak, Mia. Pamali!” sergah Lola.

Mia mengangguk-angguk. Nyadar gitu...

“Ya udah, elo dulu deh yang bawa bukunya, anak-anak juga belum pada ngasih duitnya kok. Tapi sehari aja ya, gue dikasih waktu ama Pak Sobar cuma tiga hari. Gue sih bilangnya mau nyatet bab-bab berikutnya.”

“Oke, thanks yah Mia yang sexy....baik deh lo!”

Sedikit terengah karena kucing-kucingan dengan Revy, Livy terduduk lemas kemudian dibangkunya. Lola sohib dan pendukungnya menghela nafas panjang.

“Aman... Simpan bukunya baik-baik. Nanti pulang sekolah, lo langsung tawarin ke Revy, biar buruan dibalikin. Bisnisnya Mia bisa kacau nanti. Kita latihan kan hari ini? Udah mau turnamen 17-an lho!”

“Iya...iya..jadwal kita latihan memang hari ini. Revy juga nanti ada di club. Ini kan juga jadwal mereka latihan. Alamak, gue capek banget, masak Pak Robert minta gue turun juga di turnamen cewek? Capek banget tau nggak, la!”

“Gue baru denger lo ngeluh capek, biasanya amit-amit lo kayak mesin gak ada matinya. Latihan cheerleader, latihan basket, malamnya ngulek sambel, paginya sekolah.....”

“Hebat kan gue!” potong Livy bangga. Takut Lola ceriwis panjang lebar.

“Iya, tapi paginya lo ngantuk-ngantuk kayak tadi! “

“Hehehe.... namanya juga usaha!”

Keduanya tertawa, bahagia banget. Apalagi Livy, dikepalanya menari-nari wajah Revy. Nggak perduli seberapa besar Ratu gethuk trio berusaha menarik perhatian Revy. Nggak peduli...!

30 Mei 2009
--------------------------------------------

Susy Ayu. Tinggal di Bekasi. Penyair dan penulis. Karya2nya banyak dimuat di media massa ibu kota.

Cerita di atas, secara berkala akan disajikan pada bLog ini. Novel remaja, yang menggunakan bahasa sehari-hari apa adanya.

Dec 12, 2009

Inginku...

By Ieme Tea


Ku ukir indah inginku
disayapnya malam
kupahat rasaku
di dindingnya langit

mengalir batas sendu
membiru
mengelu
mengharu

Apakah kamu mengira
akupun lara?

Dibibirku terangkai berjuta kata
yang tak pernah sampai
dan menyentuh
palung hatimu

Kupangku bintang malam
kutukar kerlipnya
dengan hatiku
menyorot biasku.... syahdu

Jangan kau padamkan dia
dengan putus asa
biarkan membias
biarkan berhias

sinar bulan bagai cumbuan
bagi sang biru
memagut paksa binar
keindahannya

Ada secercah bahagia disana
sampai di mata indahmu
berpeluk sang biru
memanja ingin nya terwujud

Wahai sinar lembut merayu
katakan pada dunia
inginku mulai menyentuh
palung hatinya

12 Desember 2009
---------------------------------------------

Ieme Tea. Tinggal di Bekasi. Sering menulis di situs-situs pertemanan.

Dec 11, 2009

Indahnya Kata

By Nunung Susanti


Setiap helaian kertas

Kau tuangkan kata-kata indah

Merayu dan mempesona

Tak kuasaku membaca ditiap bait-baitmu

Sungguh memabukkan jiwa

Terbawaku ke dalam duniamu.........


8 Desember 2009
-----------------------------------------

Nunung Susanti. Tinggal di Cirebon.

Dec 8, 2009

Mimpiku bersamamu

By Suszy Zizuka

Kucoba memahami
arti cintamu ...
smakin jauh melangkah, ku smakin tak dapat melepasmu...

walau aku tak tahu
harus bagaimana
nantinya...
aku bahagia
mengenalmu dan
menyayangimu...

kadang...
ada rasa cemburu
ketika kau achiek
nyapa fan2's mu...

tapi aku mengerti
karna kau tlah jelaskan untuk ku...

akupun sabar
menanti sapaan
sayangmu
menunggu...dan terus menunggu...
sampai ku tertidur
dimalam malamku
berharap kau datang
dimimpiku...

6 Desember 2009
----------------------------------------

Suszy Zizuka. Tinggal di Yogyakarta. Penyuka seni.

Dec 5, 2009

Aaarrgghh.... :@

By Yunta Ungu


Mencoreng moreng wajahku karna jelaga tertiup...
Aku menahannya hingga mataku berdarah....
Angin menampar wajahku, menjenggut rambutku, menyiramiku dengan tumpahan air bah dari jantungku....
Kupandang wajah tolol itu di cermin....
Kumaki masa lalu yang sadis....
Kusesalkan semua goblok yang ku jinjing kemana-mana....
Merana....
Nelangsa....

Menjilat2 aspal demi ketidaknyamanan dan ketidakamanan....
Kau dan setan2 di bahumu..., terbahak melucutiku tanpa ampun....
Tidak....
Aku harus tidak meminta....
Jahat....
Aku cemburu....
Mati cemburu....

Cemburu pada sawah dan pematang yang indah....
Cemburu pada langit lampung hati yang syahdu....
Cemburu pada kalimat menyakitkan usus sapi yang terrombak....

Aku akan menjauh pada dermaga....
Karna dermagaku bukan disitu.....
Pergi....

Kenapa perahu ini menemui dermaga lama itu?
Aaaarrgghh....

-----------------------------------------

Yunta Ungu. Menyukai puisi, tinggal di Malang.

Dec 1, 2009

Drupadi

By Euis Melani Sabda

Semilir angin pagi ini
sungguh melukai diri

ingatan terlarang tentangmu membuatku terasa mati suri

waktu berhenti

ribuan kilo jarak
tak membuatmu hilang dari hati

aku ingin menjelma menjadi matahari
yang dapat membagi sinarnya pada semua jiwa
tidak hanya untuk satu hati

aku ingin menjelma menjadi bumi
yang dapat dipijaki tanahnya oleh semua raga
tidak hanya untuk sepasang kaki

aku ingin menjelma menjadi Drupadi
yang masih bisa membuka diri
saat Arjuna tinggal pergi

18 Oktober 2009
----------------------------------------

Euis Melani Sabda. Sering menulis puisi. Tinggal di Jakarta.