Dec 31, 2009

2010

Harapan adalah hal yang bergelora
Yang bertengger dalam jiwa
Dan menyanyikan lagu tanpa kata-kata
Dan tidak pernah berhenti-sama sekali

Tahun berlalu benar-benar membara,
Atau mungkin hanya sedikit gila:
"Harapan yang mana yang ingin dikejar?"
Hei..! Selamat Datang ke Tahun yang Baru..., ini menggairahkan...!"


Selamat Tahun Baru 2010... Teman2 Semua...

Dec 28, 2009

Soulmate...

By Wahyu Babadsari Winoto


Dear my lepi...
sore ini aku mau curhat sama kamu tentang pikiranku tentang hidup dan cinta...

Taukah kamu...
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik,
Itu bukan pilihan, itu kesempatan

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan,
Itupun adalah kesempatan

Akan tetapi....

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah Pilihan...

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi,
Itu adalah pilihan...

Perasaan cinta, simpatik, tertarik,
Datang bagai kesempatan pada kita
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan
Pilihan yang kita lakukan...

Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari sebuah Film yang Mungkin sangat tepat:
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu

Tetapi tetap berpulang padamu
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan...

16 Desember 2009
--------------------------------------------

Wahyu Babadsari Winoto. Tinggal di Gunung Kidul, Jawa Tengah.

Dec 26, 2009

Kidung Kasih

By Qwiniy Queen

KasihNYA menyelimuti hati...
Membawa damai dalam hidup...
Tak cukup nyanyian gembala bersenandung...
Karena kebenaran hati...itu utama...

Abadikan DIA disini...
Dalam raga serta wujud...
Langkah akan berjejak keinginan kitab...
Bahwa kasihNYA memang untuk hambaNYA....

Selamat berkidung kasih...
Moga berkah hidup selalu menemani...

Selamat Natal...

25 Desember 2009
---------------------------------------------

Qwiniy Queen. Tinggal di Mamuju. Sering membuat puisi.

Dec 25, 2009

Membuat Palungan Kecil

By Barbara Gooden

**Selamat NataL bagi Temans yang Merayakannya...!!!


Tidak ada kamar di penginapan
Bagi saya,
Relakah Anda menyediakan palungan kecil
di dalam hati Anda?
Ke dalam tempat berlindung yang hangat dan terang itu
Maukah Anda membawa masuk Seseorang yang
kedinginan,
Sendirian, tanpa teman?
Supaya kasih kembali dilahirkan
di bawah bintang!

(Sumber: Indo Lead)

Dec 22, 2009

Tiada Tangan Seindah Tangan Ibuku...

By Christina Yenny

***Dedicated to : ALL MOMS IN THE WORLD...
Dalam rangka HARI IBU 22 DESEMBER 2009
--------------------------------------------


Beberapa tahun lalu, ketika ibu datang berkunjung, beliau mengajak saya berbelanja bersamanya karena beliau membutuhkan sebuah gaun baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi belanja bersama orang lain. Dan saya bukanlah orang yang sabar. Tetapi, walaupun demikian, kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan...

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan beliau mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan beliau mulai frustasi... Akhirnya, pada toko terakhir yang kami kunjungi, beliau mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari 3 helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama beliau dalam ruang ganti pakaian. Saya melihat bagaimana beliau mencoba gaun tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya...

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu beliau tidak dapat melakukannya. Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya... Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata saya yang mengalir keluar tanpa saya sadari... Setelah mendapat ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut...

Gaun ini begitu indah, dan beliau membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari dalam ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu..., pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan beliau yang sedang berusaha mengikat tali bajunya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih.., yang pernah menggendong saya.., menyuapi saya.., memandikan saya.., memakaikan baju.., membelai dan memeluk saya.., dan terlebih dari semuanya.., berdoa untuk saya..! Sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati...

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar beliau, mengambil tangannya, menciumnya dan yang membuatnya terkejut.., memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan paling indah di dunia ini... Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata saya yang baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu...

Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak, tangan dan hati saya memiliki keindahan tersendiri.., seperti halnya tangan ibuku. Kutengadahkan tangaku segera "Ya Allah, sayangi ibuku, baik di kala ia masih hidup maupun jika kelak beliau wafat. Sayangilah ia ya Allah.., sebagaimana ia menyayangiku di waktu aku masih kecil....." Amiiin...

Sungguh di dunia ini, tiada tangan seindah tangan ibuku. Karena kasih sayang lewat tangannya yang indah-lah, saya bisa seperti ini...

Terima kasih Ibu, aku cinta dan sayang padamu... (Ibu, I love you so much...)

Selamat Hari Ibu..!

22 Desember 2009
--------------------------------------------

Christina Yenny. Tinggal di Jakarta. Karyawan perusahaan asuransi.

Lukisan Angan

By Susy Ayu

**Dalam rangka Hari Ibu - 22 Desember 2009
Selamat Hari Ibu..........
---------------------------------------------------

aku ingin melukis pemandangan
sekumpulan bambu yang pucuknya melengkung
lalu ada kupu kupu di atas bunga
yang lebih sering terbang melingkar daripada hinggap

aku coba melukis pemandangan
mungkin sebentuk pelangi yang kucuri selepas hujan
bisa jadi sedikit gerimis di seberangnya
berdinding selapis warna jingga

lukisanku telah selesai
namun serupa perempuan yang kerap dipanggil ibu
di mana pelukan hangatnya tercerai pada yang entah
lalu isakan di pangkunya adalah lukisan yang tak pernah nyata

21 Desember 2009
---------------------------------------------------

Susy Ayu. Penulis, penyair dan karya-karyanya banyak disajikan di media massa dan situs pertemanan. Tinggal di Bekasi.

Dec 19, 2009

Jadikan Aku Istrimu..

By Yessi Greena W Purba


Aku rindu mencium tanganmu
Lalu lembut kau usap pipiku
Sebelum kita berpisah di depan pintu rumahku
Ah...
Aku ingin tidur di pelukmu, sayang
Jadikan aku istrimu

8 Juli 2009
------------------------------------------------

Yessi Greena W Purba. Sering menuLis. Salah satu karya novelnya yang terbaru dan sangat menarik.., StiLL Loving You.

Dec 16, 2009

Puisi untuk Sang Pongah...

By Ieme Tea

Pada rambut panjangmu
tlah ku ukirkan hatiku
sibakkan...
akan terlihat indah warna cintaku

Pada tipis bibirmu
tlah kukecupkan wangi rasaku
sisakan sedikit dari dirimu
agar aku tak bosan mencumbumu

Ambillah semua dunia kita
jangan kau bakar air mata
yang telah mengering
karena bahagia

Pada jantung hatimu
kupanahkan asmaraku
menancap dalam merobek maumu
lantas,untuk apa aku menggauli mimpimu?

sejenak
kutanyakan pada malam
adakah rahasia didirimu?
ahai......memburam dan mengelam

topeng-topeng melumuri bayangmu
padaku kata tak jadi makna
padamu teruntai indah sajak cinta ini
padaku tak lebih kau adalah sang pongah!!

16 Desember 2009
------------------------------------------

Ieme Tea. Tinggal di Bekasi. Sering menulis di situs-situs pertemanan.

Dec 15, 2009

Gue Punya Kok Buku Kayak Gitu !

By Susy Ayu

Cerita I - “Between Livy And Sheren" - Sebuah Novel

Huoaaaaah.... Bete... Livy menguap terus dari tadi. Pak Garfield ini bosenin banget. Bukan karena wajahnya yang kayak Garfield, maksudnya matanya, tapi Pak Guru yang satu ini memang hobi banget kasih catatan yang nggak ada di buku paket sekolah. Siang-siang begini asyiknya pelajaran biologi, biar nggak ngantuk, dan siapapun akan rugi kalau nggak masuk kelas Pas Biologi, apalagi sedang pembahasan alat-alat reproduksi... Hehehehe...

Lagi-lagi Livy menguap, kali ini gede banget, bersuara lagi! Buruan Lola dari samping melemparkan penghapus pensil ke bahunya, Kaget!

“Berisik... Gue paling sebel denger suara lo kalo nguap gitu...” Lola berbisik setengah memaki.

“Gue ngantuk, tau!...apaan sih, pelajaran sejarah ato pelajaran nulis nih? Kenapa nggak di photo copy aja sih, dari pada nyatet dari papan tulis gini..” Livy membanting pelan pulpennya. Nguap lagi, kenceng banget. Herannya Pak Garfield, alias pak Sobar (eh kebalik!), duduk tenang di mejanya sambil nulis-nulis, sementara di depan, si sekretaris kelas, Mia sedang sibuk menulis di papan tulis sambil lenggak-lenggok. Livy menguap lagi, pake suara lagi.

“Gue sambit pake spokat gue neh, berisik tau! Gue heran, kok Upit betah banget duduk di sebelah lo...” Jawab Lola sambil ngikik.

“Upit nggak kayak elo, dia terpesona ama suara gue. Nguap aja merdu, gimana kalo gue nyanyi!” Livy nggak mau kalah, sambil senyum-senyum setengah menguap.

“Buktinya Cuma Upit doang yang betah duduk sebelah elo, sekarang aja lo sendirian gitu pas dia nggak masuk...” Lola nggak mau kalah, sambil siap-siap mau nyambit Livy lagi pake tempat pensilnya.

“Lola, sirik aja deh! Tau nggak, Upit sakit karena seharian kemarin gue nggak nguap sama sekali! Kemarin nyokap gue libur catering, jadi gue bisa pulas tidur. Nemenin gue kek disini, pengen tidur bentar jadi nyolok banget neh....,” lagi-lagi Livy menguap. Air matanya sudah merembes keluar.

Belum lagi Lola menyahut, tiba-tiba seorang cowok pemilik badan tegap nan jangkung menghampiri meja Livy dari belakang.
“Gue numpang duduk bentar. Gak kelihatan dari belakang...” Revy, cowok yang amit-amit gantengnya itu bikin ngantuk Livy buyar seketika. Duh, mimpi apa semalam gue yah, duduk sebelahan sama Revy. Walah-walah, tolol banget kalo Livy sampai nolak.

Kok jadi norak begini sih? Kan Revy bukan barang baru, bahkan satu club basket dengan Livy juga. Tapi Revy nggak pernah seramah ini dengan siapapun, ngomongnya irit, sukanya Cuma lari bawa bola basket dan mukul-mukulin drum di group band sekolah. Tiba-tiba Livy malu lihat buku tulisnya, dari tadi belum satu hurufpun dia tulis, sementara serius banget lihat ke papan tulis. Alaaah..paling karena Mia yang bahenol itu yang nulis, coba kalo yang nulis Livy, paling juga udah disambitin dari tadi. Nggak berarti Revy rajin, jadi Livy nggak perlu malu karena nggak mencatat sedikitpun.

“Hey, masih nawarin gue duduk di sebelah lo nggak? Gue berani kok ngusir Revy...” Lola menggoda, dia tahu kalo Livy, sohibnya ini nerveous tapi suka kalau di dekati Revy.

“Nggak perlu, La. Ngantuk gue ilang seketika kok, nggak perlu tidur di meja...buruan nyatet, ntar gue pinjem catetan lo!“

“Vi, lo dah gak norak lagi yah kalo didekatin cowok? Heran gue, berani nari loncat-loncat nggak keruan kalo udah tampil, tapi deket ama cowok aja panik gitu!” Lola menggoda lagi, berbisik.

“Siapa yang panik? Lo nggak lihat gue baik-baik aja?” Livy setengah mati menahan degup jantungnya.

“Hauahaha....,” ketawa ngakak yang berbisik. “Lo keringat dingin gitu! Gue yakin, abis ini lo langsung lari-lari panas–panasan di lapangan basket! Berani taruhan?”

Sumpah... Pengen banget nutup mulut Lola. Tapi Lola bener banget, Revy, cowok pujaan siapapun ini mampu bikin Livy nggak keruan. Tahu nggak gado-gado? Nah kayak gitu deh rasa hatinya, semuanya jadi satu. Campur aduk. Aduh Livy, jangan norak gitu dong....! Revy Cuma numpang duduk, jangan norak dan keGe-eRan gitu ah. Ayo..tenang dong..cool gitu lho! Livy berusaha mengatur nafasnya.

Sementara disebelahnya, Revy dengan santai dan cueknya terus mencatat. Sekali saja melirik Livy, setelah itu tetap diam seribu bahasa.

Tetapi tidak hanya Livy yang panik, di bangku barisan paling kanan, tampak Mona, si Ratu gethuk Trio, sedang panas berapi-api melihat Revy duduk di sebelah Livy. Gethuk Trio itu, Mona , Chacha dan Betsy kasak kusuk sambil manyun-manyun.

Gethuk Trio (julukan cowok-cowok sekolah tentunya..), cewek yang paling cantik, manis dan wangi itu, wajahnya tiba-tiba berubah jadi gethuk goreng. Asli pada coklat gosong seperti nenek sihir!
Suara gemerutuk gigi Mona nyaris terdengar karena geramnya. Membuat bulu kuduk Livy berdiri. Duh, kok disirikin kayak gini sih?

“Udah belum nyatetnya yang blah sini..gue apus yaw.....,” tiba-tiba suara Mia yang merdu merayu ala penyanyi dangdut pinggir kali membuatnya tersentak.
Kompak suara para cowok menjawab, “Beluuuummm....!” Alhasil, Mia berdiri manis di samping papan tulis, kali ini menghadap ke meja-meja murid, menunggu anak-anak selesai menyalin, untuk kemudian menghapus tulisan di sisi kiri papan dan menulis lagi dengan catatan yang baru. Tentu saja ini yang diharapkan Mia, juga cowok-cowok di kelas tentu. Body sexy itu berdiri malu-malu sambil senyum-senyum di hadapan mereka. Sementara pak Garfield, melirik sekilas, ikut tersnyum lalu tenggelam lagi dengan kesibukannya sendiri di meja.

“Lo nggak nyatet?” Duh dingin banget suara Revy. Bertanya karena heran atau mau interogasi nih? Livy sempat bingung mencari jawaban.

"Gue punya kok buku kayak gitu. Nggak perlu nyatet lah...” Ups.. Jawaban yang oke punya menurut Livy.

“Gue juga sebenarnya lagi pegel banget... habis tampil band gue semalam. Gue pinjem aja buku cetak lo ya!”

Mati gue! Livy panik. Duh, kenapa tadi gue kasih jawaban itu ya? Sekarang gimana dong? Ngeliat bukunya aja nggak tahu kayak gimana, wah mesti puter-puter otak nih. Tapi itu urusan nanti, yang penting sekarang Revy harus di iyakan.

“Ya deh, tapi nanti ya, lo belakangan... sohib-sohib gue udah ngantri. Atau gue copy in aja yang bab ini yah?” Sok tenang sekaligus cari alternatif yang paling gampang. Kasih aja Revy copy-annya.

“Nggak papa belakangan, tapi gue pengen pinjem bukunya. Buat lain kali gue nggak perlu nyatet kayak gini. Lihat tulisan Mia bikin mata gue jadi siwer, kecil-kecil gitu.”

“Gue copy in aja satu buku gitu, mau nggak?” Tapi ini ucapan dalam hati Livy. Tambah nggak mungkin nawarin copy in satu buku. Mengada-ada banget. Gila aja si Revy. Demen banget sih ama sejarah? Livy cuma bisa mengangguk. Tapi satu hal, paling tidak dia tahu, Revy tidak tertarik kok dengan Mia, super sexy itu. Lumayan...rada lega....HHhhhhhh,,!

Saved by the bell...!!! Akhirnya....selesai juga acara catat mencatat. Tapi selesai juga Revy dari sisinya. Revy pergi gitu aja, nggak bilang terimakasih lagi. Hua..hua...!
Kelas mulai ramai. Obrolan dan suara tawa mulai serempak lagi dengan tema yang berbeda-beda. Lola buruan duduk di sebelah Livy.

“Hey..hey..kesan lo gimana? Crita dong... dia nembak elo nggak?” Lola ketawa menggoda.

“Lola...! Iya... Revy nembak gue! Kaget kan lo?”

“Nggak mungkin..nggak mungkin..Ribuan cewek antri minta ditembak, malah nembak duluan. Nggak mungkin tiba-tiba dia nembak elo..”

“Tuh kan, lo dah tau ngapain nanya? “

“Tapi crita dong..apa neh kesan-kesannya...”

“Satu, kabar baiknya, Revy nggak demen kok sama cewek se sexy Mia. Dua, kabar buruknya, Revy mau pinjem buku cetak asli itu dari gue...”

Wait...wait... lo makin error gitu.....Oke, satu, kabar baik itu nggak benar begitu. Yang benar, Revy bukan nggak suka cewek sexy, tapi dia nggak suka ama Mianya. Ke dua, pinjem dari elo? Mang lo punya bukunya? Kanapa nggak bilang gue? Kan gue bisa pinjem. Lagian lo tega deh minta gue nyatet buru-buru sampe selesai. Kan mending gue copy buku lo. Gue rugi banget, dari bab satu buku itu, gue melulu kebagian nyatet biar lo sama Upit bisa minjem. Lalu....”

“Stop. Lola bawel! Gue memang nggak punya buku itu!”

Lola sempat bengong...jadi bloon gitu tampangnya, ”Trus, kenapa Revy bisa mau minjem dari elo?”

“Yah..gitu deh, gue ngakunya punya buku itu. Lihat dong, gue gak nyatet sama sekali... Tengsin nggak sih sama Revy waktu dia nanya kenapa gue nggak nyatet...”

“Livyantiiiii...! Segitu buruknya sih? Bilang aja lo tadi Cuma bercanda alias ngibul! Emang nggak punya gimana? Lo kan bisa kasih jawaban kalo lo pegel habis bantuin nyokap lo ngulek sambel buat catering. Susah amat? Bangga lagi, bantuin nyokap lo cari duit!” Lola senewen. Nggak habis pikir. Kali ini wajahnya 180 derajat terbalik dibanding tadi, seperti Bu Guru killer yang lagi marahin muridnya. Lola geleng-geleng kepala.

“Lolalinaaaaaa...! Sambel catering nyokap gue nggak diulek...bisa habis duit catering buat manggil tukang pijet! Pake blender tau nggak! Duh, bukan itu soalnya...tapi...”

“Tapi apa, Livy sayang?....ato..jangan-jangan..lo tuh emang naksir beneran yah sama Revy ?” Lola menggoda sekaligus menyelidik perasaan sahabatnya ini.

“Masak?” Livy kaget.

“Idih, norak deh.. Lo yang punya hati masak nggak tahu?” Lola penasaran sekaligus sebel.

“Nah lo sendiri , naksir Revy nggak?”

“Amit-amit, Livy. Gue pergi juga nih.... duh capek gue ngomong sama elo! Nggak connect ato apa sih?” Lola pura-pura bangkit berdiri. Livy segera meraih tangan Lola.

“Plis deh..jangan gitu dong... Ini akibat gue kurang tidur semalam. Ya sih tolol aja gue nanya lo naksir nggak ama Revy, lo kan udah punya Damar yah... “

Lola nggak komentar, ucapan Livy tidak perlu dikomentari. Ia diam putus asa. Menunggu Livy.
“Nggaaakk tahu, La. Iya kali yah gue naksir Revy. Yang jelas, emang dia bikin gue selalu mau tampil baik di mata dia. Duh.. bantuin gue dong...”

Lola diam saja. Kesal menghadapi Livy yang panik.
“Lola... bantuin gue...”

“Bantuin supaya jadian ama Revy?” Lola polos.

“Tuuuhkan... lo tuh ya yang norak gitu. Enggak. Bantuin supaya gue bisa dapetin buku itu....”

“Sama aja, Vi. Biar Elo baik kan di mata Revy, supaya Revy naksir elo? Oke..oke...kita cari akal”

“La...nggak mungkin Revy naksir gue. Lagian gue siapa sih dibanding ribuan cewek-cewek itu. Nggak sejauh itulah gue berharap, paling enggak gue masih punya muka lah di depan dia. Gue kadung ngaku punya buku nya sih...,” suara Livy melemah. Duh, kasian banget.

Keduanya terdiam, bertopang dagu dan terpekur. Lola tahu, Livy sebenarnya memang naksir beneran dengan Revy. Entahlah, Livy yang nggak mau ngaku, atau memang sohibnya yang satu ini nggak bisa baca perasaannya sendiri?

Tiba-tiba Lola bangkit dan menarik lengan Livy.

“Pinjem aja bentar ama Mia...”

“Oh... Mia punya bukunya ya?”

“Duuh, lo tuh jadi telmi gitu yah? Mia kan dapat bonus dipinjami buku itu, pasti dia boleh ngopy buku itu dari Pak Garfield. Ayolah usaha dulu, sama Mia ini. Mia kan bukan Revy, lo nggak usah tampil baik terus kan di depan Mia?”

“Ya enggak lah...oke..yuk!” Livy tersenyum, seketika dunia cerah dimatanya.
Tetapi sebelumnya, mata mereka menyapu isi kelas. Jangan sampai ketahuan Revy kalau Livy pinjam buku itu dari Mia.

Tapi tentramlah keduanya, ketika menemukan Revy sedang di koridor depan kelas mereka. Menghadap lapangan, melihat anak kelas lain lagi olah raga basket, tentu disebelahnya ada gethuk trio yang ikut-ikutan cari udara segar di luar kelas. Kesempatan baik.
Sedangkan seperti biasa, Mia tengah jadi pahlawan di antara cowok-cowok. Dia sibuk menghitung berapa orang yang nitip di copy in...

“Vi, lo juga mau nitip ngopy? Ada 12 halaman nih, dua ribu lima ratus deh..” ujar Mia ketika Livy dan Lola menghampiri bangkunya.

“Idiiih, mahal amat, plis dong..gue ngopy sendiri aja yah? Nggak papa deh belakangan. Tapi gue pinjem buku itu ya, sehari aja kok...,” rayu Livy.

“Yah.. gue rugi dong...”

“Perhitungan banget sih ama sesama jenis, nggak boleh ngelaba diantara sesama cewek tau nggak, Mia. Pamali!” sergah Lola.

Mia mengangguk-angguk. Nyadar gitu...

“Ya udah, elo dulu deh yang bawa bukunya, anak-anak juga belum pada ngasih duitnya kok. Tapi sehari aja ya, gue dikasih waktu ama Pak Sobar cuma tiga hari. Gue sih bilangnya mau nyatet bab-bab berikutnya.”

“Oke, thanks yah Mia yang sexy....baik deh lo!”

Sedikit terengah karena kucing-kucingan dengan Revy, Livy terduduk lemas kemudian dibangkunya. Lola sohib dan pendukungnya menghela nafas panjang.

“Aman... Simpan bukunya baik-baik. Nanti pulang sekolah, lo langsung tawarin ke Revy, biar buruan dibalikin. Bisnisnya Mia bisa kacau nanti. Kita latihan kan hari ini? Udah mau turnamen 17-an lho!”

“Iya...iya..jadwal kita latihan memang hari ini. Revy juga nanti ada di club. Ini kan juga jadwal mereka latihan. Alamak, gue capek banget, masak Pak Robert minta gue turun juga di turnamen cewek? Capek banget tau nggak, la!”

“Gue baru denger lo ngeluh capek, biasanya amit-amit lo kayak mesin gak ada matinya. Latihan cheerleader, latihan basket, malamnya ngulek sambel, paginya sekolah.....”

“Hebat kan gue!” potong Livy bangga. Takut Lola ceriwis panjang lebar.

“Iya, tapi paginya lo ngantuk-ngantuk kayak tadi! “

“Hehehe.... namanya juga usaha!”

Keduanya tertawa, bahagia banget. Apalagi Livy, dikepalanya menari-nari wajah Revy. Nggak perduli seberapa besar Ratu gethuk trio berusaha menarik perhatian Revy. Nggak peduli...!

30 Mei 2009
--------------------------------------------

Susy Ayu. Tinggal di Bekasi. Penyair dan penulis. Karya2nya banyak dimuat di media massa ibu kota.

Cerita di atas, secara berkala akan disajikan pada bLog ini. Novel remaja, yang menggunakan bahasa sehari-hari apa adanya.

Dec 12, 2009

Inginku...

By Ieme Tea


Ku ukir indah inginku
disayapnya malam
kupahat rasaku
di dindingnya langit

mengalir batas sendu
membiru
mengelu
mengharu

Apakah kamu mengira
akupun lara?

Dibibirku terangkai berjuta kata
yang tak pernah sampai
dan menyentuh
palung hatimu

Kupangku bintang malam
kutukar kerlipnya
dengan hatiku
menyorot biasku.... syahdu

Jangan kau padamkan dia
dengan putus asa
biarkan membias
biarkan berhias

sinar bulan bagai cumbuan
bagi sang biru
memagut paksa binar
keindahannya

Ada secercah bahagia disana
sampai di mata indahmu
berpeluk sang biru
memanja ingin nya terwujud

Wahai sinar lembut merayu
katakan pada dunia
inginku mulai menyentuh
palung hatinya

12 Desember 2009
---------------------------------------------

Ieme Tea. Tinggal di Bekasi. Sering menulis di situs-situs pertemanan.

Dec 11, 2009

Indahnya Kata

By Nunung Susanti


Setiap helaian kertas

Kau tuangkan kata-kata indah

Merayu dan mempesona

Tak kuasaku membaca ditiap bait-baitmu

Sungguh memabukkan jiwa

Terbawaku ke dalam duniamu.........


8 Desember 2009
-----------------------------------------

Nunung Susanti. Tinggal di Cirebon.

Dec 8, 2009

Mimpiku bersamamu

By Suszy Zizuka

Kucoba memahami
arti cintamu ...
smakin jauh melangkah, ku smakin tak dapat melepasmu...

walau aku tak tahu
harus bagaimana
nantinya...
aku bahagia
mengenalmu dan
menyayangimu...

kadang...
ada rasa cemburu
ketika kau achiek
nyapa fan2's mu...

tapi aku mengerti
karna kau tlah jelaskan untuk ku...

akupun sabar
menanti sapaan
sayangmu
menunggu...dan terus menunggu...
sampai ku tertidur
dimalam malamku
berharap kau datang
dimimpiku...

6 Desember 2009
----------------------------------------

Suszy Zizuka. Tinggal di Yogyakarta. Penyuka seni.

Dec 5, 2009

Aaarrgghh.... :@

By Yunta Ungu


Mencoreng moreng wajahku karna jelaga tertiup...
Aku menahannya hingga mataku berdarah....
Angin menampar wajahku, menjenggut rambutku, menyiramiku dengan tumpahan air bah dari jantungku....
Kupandang wajah tolol itu di cermin....
Kumaki masa lalu yang sadis....
Kusesalkan semua goblok yang ku jinjing kemana-mana....
Merana....
Nelangsa....

Menjilat2 aspal demi ketidaknyamanan dan ketidakamanan....
Kau dan setan2 di bahumu..., terbahak melucutiku tanpa ampun....
Tidak....
Aku harus tidak meminta....
Jahat....
Aku cemburu....
Mati cemburu....

Cemburu pada sawah dan pematang yang indah....
Cemburu pada langit lampung hati yang syahdu....
Cemburu pada kalimat menyakitkan usus sapi yang terrombak....

Aku akan menjauh pada dermaga....
Karna dermagaku bukan disitu.....
Pergi....

Kenapa perahu ini menemui dermaga lama itu?
Aaaarrgghh....

-----------------------------------------

Yunta Ungu. Menyukai puisi, tinggal di Malang.

Dec 1, 2009

Drupadi

By Euis Melani Sabda

Semilir angin pagi ini
sungguh melukai diri

ingatan terlarang tentangmu membuatku terasa mati suri

waktu berhenti

ribuan kilo jarak
tak membuatmu hilang dari hati

aku ingin menjelma menjadi matahari
yang dapat membagi sinarnya pada semua jiwa
tidak hanya untuk satu hati

aku ingin menjelma menjadi bumi
yang dapat dipijaki tanahnya oleh semua raga
tidak hanya untuk sepasang kaki

aku ingin menjelma menjadi Drupadi
yang masih bisa membuka diri
saat Arjuna tinggal pergi

18 Oktober 2009
----------------------------------------

Euis Melani Sabda. Sering menulis puisi. Tinggal di Jakarta.

Nov 28, 2009

L a r a . . .

By Ieme Tea


Kemarin aku pernah bilang
Jangan kau tinggalkan jejak di pasir putih
Aku suruh kau pergi
Biarkan mata angin membawa gontaimu


Sejumput ragu
Kau titip padaku
Kamu minta aku
Agar mengerti dirimu

Apa yang harus kusimpan?
Sedang angin saja meniupkan
rasaku

Pergilah
Bawalah setepak asamu ini
Tak ada lagi tempat buat kamu
dijantung hati aku

Cukuplah engkau lara
Karena mungkin hausmu akan hilang
Dan mendapatkan penangkal dahagamu

Biarlah aku menyemai rinduku sendiri
diam dalam lubang jarum
yang menancap

Akan ada waktunya sendiri
Yang akan berakhir
Hingga pagi membukakan mataku

28 November 2009
---------------------------------------------------

Ieme Tea. Tinggal di Bekasi. Rajin menulis di situs-situs pertemanan.

Nov 26, 2009

Hangatnya Rasa...

By Qwiniy Queen

Hangatnya waktu....
Selalu bermuara pada hangatnya rasa....
Dari jiwa yang hangat itu....
Ada cerita dan kisah yang bahagia....

kau...
Juga kehangatan itu...
Yang membagi senyum pada jiwa yang ada....
Tak untuk dirimu saja...
Tapi kami adalah bahagiamu....
Sungguh membagi itu indah....

salam pagi sayang....
Senyumku untukmu juga...
Rindu ikut terpatri.....

26 November 2009
-------------------------------------------------

Qwiniy Queen. Rajin menulis puisi, tinggal di Kabupaten Mamuju.

Nov 23, 2009

New Moon..... Dua cinta... Dua pilihan...


"Aduuuhhh.....," gumamku ketika jariku teriris kertas, aku seketika menariknya untuk memeriksa luka. Setetes darah mengalir dari luka tersebut.

Semuanya terjadi dengan cepat.

Edward segera menghampiriku, ketika aku hampir terjatuh dan berusaha menarikku...

Aku jatuh ke lantai di dekat piano, dan secara refleks naluriah Edward membantuku agar jangan terjatuh, ke arah pecahan kaca bergerigi. Aku merasakan sesuatu membakar jati-jariku, rasa sakit yang menyengat mengalir dari pergelangan tangan ke dalam lipatan sikuku.

Bingung dan bingung..., aku mendongak ketika melihat denyutan darah merah keluar dari lengan, tiba-tiba aku merasakan tatapan mata bergairah dari enam vampir yang kelaparan.


Petikan dialog di atas merupakan bagian dari cerita "New Moon".... yang membuat termehek-mehek jutaan remaja di seluruh dunia.....

Dalam New Moon, cerita dimulai dengan kisah Bella yang baru saja berusia 19 tahun. Bella sendiri merasa bertambah tua sementara Edward tidak akan pernah bertambah tua, terlihat muda terus.....tetap saja 17 tahun...
Bella tidak ingin ulangtahunnya dirayakan, tetapi ternyata Alice sudah mempersiapkannya. Bella mendapatkan kado-kado daan ketika ia ingin membuka kado dari Edward, tanpa sengaja ia teriris kertas pembungkus kadonya... sontak, naluri vampir the Cullen bangkit begitu mencium bau darah, terutama Jasper, yang diantara mereka 'belum' begitu pintar mengendalikan diri..... Edward yang spontan ingin melindungi Bella, malah membuat keadaan bertambah fatal, Bella terjerembab dan terkena pecahan kaca.....

Potongan cerita dari New Moon, saat ulang tahun Bella dirayakan oleh keluarga Edward. New Moon adalah novel karangan Stephenie Meyer yang merupakan bagian dari Seri novel Twilight. Novel ini merupakan seri kedua dan merupakan novel lanjutan dari Twilight yang menceritakan tentang kisah asmara antara Bella Swan dan Edward Cullen. Novel ini dirilis ke dalam layar lebar pada bulan November 2009 dan saat ini telah diputar secara serentak di seluruh dunia.

Dua laki-laki. Dua cinta. Dua pilihan.

Apa yang akan dilakukan Bella jika ia dihadapkan pada dua pilihan? Ketika cinta yang disodorkan padanya sama-sama dalam... dan terlarang? Yang satu napasnya. Yang satu mataharinya. Mungkinkah ia memilih keduanya? Atau belajar mencintai dari awal lagi? Tak mungkin seorang perempuan memiliki dua pasangan jiwa. Ya, kan? Karena itu ia harus memilih satu, atau membiarkan takdir memilihkan untuknya...

Jacob Black muncul dalam hidup Bella yang berantakan dan menawarkan sebentuk cinta yang lain. Ia membuat Bella tertawa dan mengenal segala sesuatu tentang Bella tanpa Bella perlu mengatakannya. Ia ada kapan pun Bella membutuhkannya, meskipun jauh di dalam hati ia tahu, dan mengerti, Bella masih teramat mencintai Edward.....

...Bagaimana caraku menjelaskan supaya ia mengerti? Aku ini cangkang kosong. Ibarat rumah tak berpenghuni -ditinggalkan- selama berbulan-bulan aku tak bisa didiami. Sekarang aku sedikit lebih baik. Ruang depan sudah diperbaiki. Tapi hanya itu - satu ruang kecil. Padahal Jacob pantas mendapatkan lebih baik daripada itu - lebih baik daripada sekadar satu ruangan yang nyaris ambruk dan kemudian dibetulkan. Sebanyak apapun yang ia lakukan tidak akan membuatnya berfungsi kembali...

Lalu tiba-tiba Jacob menghilang dari kehidupan Bella.Dan kali ini Bella tak akan tinggal diam. Tidak kali ini, ketika kebahagiaan nyaris jadi miliknya lagi.....

Cerita yang menarik... Ketika cinta harus memilih...

--------------------------------------

Bila kamu masih penasaran dan ingin membeli Novel kisah ini...

"New Moon - Dua Cinta"

Stephanie H. Meyer
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 600 halaman
Terbit : Juni 2008
Edisi : Soft Cover
Harga : Rp 65.000,-

surat cinta terakhir...

By Vhieckqy Zulkifly Rauf


kutumpahkan tinta
dengan rempah-rempah kata
memuliakan segala yang ada
entah itu suci atau hina
aku tak peduli

racun madu serupa
aku tak mengira
seberapa besar pengaruhnya
menjalar hingga menjamah
organ didalam tubuh ini
tetap
aku tak peduli

sebab ini cinta mati
logika terbunuh mimpi

maaf, aku tak sejernih
mata air digurun pasir
juga tak sekeruh air mata dideru dilema

telah ku kubur bersama prasasti
semenjak merpati tak mengabari

janji usai sudah ku kafani
bersama doa dihati

5 November 2009
--------------------------------------

Vhieckqy Zulkifly Rauf. Penulis dan tinggal di Jakarta. Karya-karyanya banyak dituangkan di situs-situs pertemanan.

Nov 20, 2009

..sebuah email di suatu pagi...

By Yessi Greena W. Purba

.....................

From: Yessi [mailto: yessi@xxxxxxx.co.id ]
Sent: Thursday, December 27, 2007 7:42 AM
To: az azhalea; Dian; lintang_ep@xxxxxxx.co.id
Cc: Bonaga
Subject: SEMANGAT!!!

aha..jam 1:15 pagi kau belum pulang Pakcek?
hekekeke..aku sudah sedang berkelana di alam khayal tuh..menjelajah diantara mimpi2..merangkai kisah yang nantinya kan kuabadikan dalam selarik prosa..

sudah gelap juga ketika tadi malam kumelangkah meninggalkan pabrik yang mulai sepi..
berjalan menyusuri jalanan yang basah..ditemani gerimis Desember yang sedikit ramah...
sebentar kumampir di sebuah warung gelap...(Kafe meong...hihihi..)..mengobrol sebentar dengan empunya, lalu membawa pulang segelas susu jae (Naga..lo dicariin ma Bapaknya? huakakkakak...)

kurasa kita disini bukan hanya untuk dedikasi Pakcek...tapi kita sedang menjalani sebuah proses menuju impian-impian kita..
kau ingat kan mozaik-mozaik yang dikatakan bang Andrea (hihihi...sok akrab gitu kan?)...
tempat ini adalah proses..tempat dimana kita akan kembali melangkah ke depan..meraih mimpi-mimpi yang kita punya...
maka lekaslah kau selesaikan prosesmu..dan berjalan kembali meraih mimpi...
huakakka...asli aku sok bijak banget..padahal asline perasaane yo podo kowe Pakcek...

tapi ada satu hal...
kalo tak pernah ada di tempat ini..aku tak akan pernah mendapatkan kalian hai sahabat-sahabatku sayang : Ayu Zuraidah, Dian Karismawati, Lintang Edi Putra, Qodrisyah Siregar ( urutan berdasarkan abjad..bukan karena prioritas...huakakakkakak..eit kami mohon maaf apabila ada kesalahan pengetikan nama dan gelar :p )..

sudahlah...
mari bekerja
SEMANGAT!!!!!!!!!!!


Yessi Greena W. Purba. Rajin menuLis. Salah satu karya novelnya yang terbaru dan sangat menarik.., StiLL Loving You.

Nov 17, 2009

masih mencintaimu...

By Erna Ayyaniez

aku hanya menulis... tapi salah...
aku hanya diam, kau bilang aku salah...
aku tersenyum kepada semua kau pun bilang salah...

tak balas pesanmu aku salah...
tak ikuti maumu aku salah...
4 bulan berlalu... tapi aku selalu salah...

kau bilang aku hancurkan fikiranmu
menjauhkan kau dari keluargamu...
menjauhkanmu dari sahabatmu...
tak ada niat sedikitpun untuk itu...

waktu, sayang, perhatian dan kasih sayang itu tercipta tulus karena Tuhan...
karena keyakinan...
tapi ini separuh perjalananku...
jika memang Tuhan berkehendak, cukup sampai di sini baiklah...
aku masih sayang kau sampai saat ini...

besok...
atau 3 bulan lagi...
tapi setelah itu biar Tuhan yang menentukan......

bukan aku yang menutup perasaan ITU...
tapi kau yang melakukannya...
dengan cemburumu...
dengan emosimu...
dengan tangismu... dan...
dengan kelemahanmu...

aku salah dan akan tetap... salah...
besok... lusa... atau kapanpun... tetap aku yang salah...
coba untuk mengerti...
pada akhirnya... tangisan itu akan berhenti...
pada akhirnya aku akan lelah.....
pada akhirnya... kita akan melewati ini...
dan pada akhirnya... berjalan masing-masing...
hanya kenangan yang tertinggal......................


Erna Ayyaniez. Karyawan sebuah perusahaan negara, rajin menulis. Tinggal di Jakarta.

Nov 16, 2009

Aku Bukan Pelacurmu..

By Weni Suryandari


Berapa harga cintaku kau beli
Yang kerap bermain di mulut mulut gua
dan batang-batang pohon
Bersenda gurau dengan alam yang polos
Tapi hanya kau tawar saat musim dingin menusukmu
padahal kusembunyikan rintihku
di balik deras hujan yang sibuk

Tubuh surga ini bukan pelarian
Dari gigil lapar dan haus asmara
Meletup di balik pakaianmu, di balik kerudungku,
Di antara tembok-tembok kaca tak berbunyi
Di sekitar kita yang tak pernah berkata

Kita bukanlah sepasang kelamin
Yang melukis fatamorgana

Aku baluri cinta pada tubuhku
Bukan liur anjing penuh birahi

Aku bukan pelacurmu


July 2009
-----------------------------------------------

Weni Suryandari. Tinggal di Bekasi. Kegiatan sehari-hari mengajar. Sering menulis puisi dan cerita pendek. Beberapa karyanya dapat dilihat pada situs-situs pertemanan.

Nov 13, 2009

di zaman...

By Fadli Zul

menembus sudah cahaya itu..
menembus kabut kabut hitammu..
lewati liang gelapmu..

isi...
penuhi lapang ruang gelanggang..
pecahi cadas, menari kita beriang..

arti..
semestinya kau mengerti..
kau dan aku tak berselimut lagi..
dusta gulita telanjang kini..

berikan salammu..
tunjukkan nyalimu..
kau pasti temui..

ingat bait k...u tadi..
kalau tidak-aku tak disini lagi..
esok pun tak kembali..

hujan bukan dirimu..
nurani membelah kita terpisah..
sedang merdeka kau takkan temui..

Nov 12, 2009

Hanya Butuh Waktu...

By Erna Ayyaniez


Ku genggam tiket ini ingin rasanya ku remuk....

Perjalanan yang tak ku inginkan...

Menangis penuh sesak di depan pintu keberangkatan

hanya ingin berteriak... aku mau kamu untukku...

Dalam setiap doa ku sisihkan namamu

dalam, setiap tangis ku sisihkan namamu

dan, dalam setiap tasbihku ku berdoa untukmu..


Hati,qu menjerit tapi tak mungkin ku paksakan..

tak mungkin kutentang takdir Tuhan...

Semoga ini akhir keterpurukan..

Sampai akhir hidupku pun kau tetap jadi yang pertama...

------------------------------------

Erna Ayyaniez. Karyawan sebuah perusahaan negara, rajin menulis. Tinggal di Jakarta.

Nov 11, 2009

Kekuatan Sebuah Doa...

By Al-diala Dianrini

Seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke sebuah toko. Dengan sangat terbata2 dan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang... Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki 7 anak yang sangat membutuhkan makan...

Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si Ibu menceritakan keluarganya "Tolonglah Pak.., saya janji akan segera membayar setelah punya uang..." Si pemilik toko tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut... "Anda tidak mempunyai kartu kredit, tidak mempunyai garansi," alasannya...

Di dekat konter pembayaran ada seorang pelanggan lain yang dari awal mendengarkan pembicaraan tadi... Dia mendekati keduanya dan berkata, "Saya akan bayar semua yang diperlukan ibu ini." Karena malu.., si pemilik toko akhirnya mengatakan,

"Tidak perlu Pak... Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja..?"

"Ya ini Pak," Kata ibu tersebut sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.., "Letakkanlah daftar belanja Anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan Anda sesuai dengan berat timbangan tersebut..."

Dengan sangat ragu2 dan setengah putus asa si Ibu menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut... Lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkan ke dalam timbangan. Mata si pmilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah... Ia menatap pelanggan yang tadi menwarkan si Ibu tadi sambil berucap, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat..."

Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum... Lalu si Ibu mengambil barang2 yang diperlukan dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi.., si pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tak kunjung berimbang.., sehingga si Ibu terus mengambil barang2 keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan hingga tak muat lagi...

Si pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa2. Karena tidak tahan si pemlik toko diam2 mengambil sobekan kertas daftar belanjaan tersebut...

Dan iapun terbelalak... Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek,

"Ya ALLAH, ya Tuhanku RABBI, hanya Engkau yang MAHA tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tangan-MU..."

Si pemilik toko terdiam... Si Ibu berterimaksih padanya dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya... Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang kepadanya... Si pemilik toko mengecek dan menemukan.., bahwa timbangan yang dipakai ternyata rusak... Ternyata memang hanya ALLAH yang tahu bobot sebuah doa...

KEKUATAN SEBUAH DOA... Segera setelah Anda baca cerita ini ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu saja... STOP pekerjaan Anda untuk sejenak ucapkanlah sebuah doa tulus dari hati...

Lalu forward cerita ini ke sahabat yang telah Anda kenal untuk menjaga tali silaturahim... dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiiiiiin...

Senin, 19 Oktober 2009.
-------------------------------------------

Al-diala Dianrini. Tinggal di Tulung Agung, Jawa Timur. Rajin menulis di situs pertemanan facebook.

Artikel lain dapat di- kLik disini...

Nov 9, 2009

Pilihan

By Istiqomah Ummu Faradina

seperti daun-daun mangga itu akhirnya kita akan berguguran
menunggu kapan angin menjemput dan meniup
jatuh ke selokan atau terbang seperti kupu-kupu
pada tangan waktu yang merangkum semua rindu
juga dendam yang mendidih di letupan bibir
seperti itulah awan memberikan pilihan

bagaimana menjilati matahari di sisa hari ketika lidah telah menjadi bumerang
tak ada aroma melati tersisa
hanya kepalsuan memahatkan bara
mampukah mencecap rasa ketika hitam dan putih tersaji di hadapan
atau seperti hujan di gunung salju yang tak membagi dingin

seperti itukah hati kita?

lamat-lamat mengabarkan kematian tanpa elegi
pohon mangga, jambu, kelapa, anyelir, bahkan kamboja
tak sempat mencatat kabarnya
jemari memetik detik juga detak
memeluk dusta
tanpa kata

ia juga
membagikan pilihan
kemana angin kelak mengalirkan kita
pada deras syukur atau darah air mata


Istiqomah Ummu Faradina. Juga dikenal dengan nama Faradina Izdhihary, sering menulis di berbagai media. Puisi ini juga terbit di Jurnal Bogor, Minggu 8 November 2009. Karyanya yang lain juga terdapat di situs bLog http://storiesfromtheroad.wordpress.com.

Nov 6, 2009

Arti Kejujuran Di Zaman Modern...

By Yudistira Ardy Rukka

"Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana..."
--- Anonim

HAMDAN adalah sebuah anomali... Dia pergi ke kantor hanya dengan
mengendarai sepeda motor yang sudah butut. Helmnya pun bau apak...
Jaketnya kumal... Padahal Hamdan merupakan orang penting di sebuah
perusahaan. Dialah yang menjadi pengatur keluar masuknya barang yang
menjadi komoditas perusahaannya... Hamdan berkali-kali mengatakan
dirinya hanya berusaha keras menjalankan pekerjaan dengan baik...
Sehari-hari dia mencatat dengan penuh ketelitian, agar jangan sampai
satu barang pun lenyap ataupun nyelonong ke tempat lain...

Ketelitian menjadi panglima... Kejujuran menjadi napas dalam hidupnya.
Berkali-kali dia berperang dengan sikapnya itu... Tatkala keluarganya
membutuhkan uang berlebih untuk sebuah keperluan, dia hanya
mengandalkan tabungannya yang tak seberapa. Begitu selalu... Hamdan
pun dicap sebagai orang aneh...

Hingga pada suatu saat ketika Hamdan telah pensiun.., mantan koleganya menghubunginya meminta bertemu. Ternyata koleganya memintanya mengelola pendistribusian barang-barang di perusahaannya...
Tentu dengan gaji dan fasilitas yang menggiurkan, yang tidak didapatkan
oleh Hamdan di perusahaan sebelumnya... Sang kolega pun berbaik hati
dengan menawarkan kerjasama kepada Hamdan bila berminat.., untuk
menaruh saham di perusahaan tersebut. Hamdan tak membuang kesempatan
emas ini... Jadi Hamdan tidak hanya mengelola.., tapi juga diberi
kesempatan memiliki perusahaan yang ditanganinya sekarang...

Rupanya, inilah buah kejujuran yang dimiliki Hamdan. Sang kolega
mempercayai penuh kejujuran yang dimiliki Hamdan.., ditambah dengan
kecakapannya mengelola pendistribusian barang...

Kejujuran, dan juga kisah Hamdan sendiri, memang menjadi sesuatu
yang aneh dan langka... Tak usah mencari jauh-jauh contohnya... Bacalah
koran.., tonton tivi.., atau dengarlah radio... Setiap hari kita jumpai
kasus korupsi.., perampokan.., penipuan.., pencurian.., tindak kekerasan..,
perselingkuhan.., atau kasus kriminal lainnya... Kesemuanya bermuara
pada satu hal.., bahwa komitmen mengenai kejujuran tidak terpenuhi...

Jujur tak hanya diartikan secara harfiah sebagai 'berkata benar,
mengakui atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan
kenyataan dan kebenaran
'. Tapi juga dalam pengertian yang lebih
luas.., tidak berbohong.., tidak menipu.., tidak mencuri.., tidak korupsi..,
tidak berbuat tindak kekerasan.., tidak melakukan selingkuh.., dan
sejumlah `tidak' lainnya, merupakan bentuk lain dari sebuah kejujuran...

Oleh karena itu kejujuran membutuhkan komitmen untuk pemenuhan
kejujurannya. Dalam jenis pekerjaan apapun.., nilai sebuah kejujuran
tak bisa ditawar-tawar lagi... Anda harus memegang teguh pada komitmen
dimanapun Anda berada dan bekerja... Tidak boleh berbohong... Tidak
boleh menipu. Tidak boleh merekayasa... Bagaimana Anda mau dikatakan
jujur.., jika hendak menjadi caleg saja harus menyogok... Bagaimana Anda
mau dikatakan jujur.., jika Anda membohongi publik dengan aksi
menggoreng saham.., yang nilai sahamnya memang tidak sebanding dengan
nilai buku perusahaan...

Lantas, bagaimana agar nilai-nilai kejujuran dapat terus berkembang?
Kejujuran sesungguhnya dapat ditularkan. Sama seperti virus.., ia
dapat menyebar dengan cepat... Suri tauladan yang baik selalu berawal
dari atas. Dalam psikologi.., dikenal prinsip modelling. Artinya murid
akan dengan mudah meniru perilaku tertentu melalui proses peniruan
terhadap model... Siapa saja dapat bertindak sebagai model. Pemimpin..,
orangtua.., guru.., orang-orang yang mempunyai banyak penggagum.., ataupun
orang-orang yang mempunyai pengikut... Jadi.., bila pemimpinnya tidak
jujur.., sulit mengharapkan rakyatnya juga berlaku jujur... Jika seorang
pejabat korupsi, jangan salahkan kalau bawahannya ikut-ikutan
korupsi... Dan.., jangan juga salahkan sang anak yang malas belajar
karena asik menonton televisi.., sementara sang anak melihat ibunya
asik menonton sinetron... Humm...

Ada pendapat yang mengatakan bahwa kejujuran sulit diterapkan dalam
dunia bisnis dan politik
. Pertimbangan moral dikesampingkan dan
lebih mengedepankan nafsu untuk mencari untung atau kekuasaan
semata... Benarkah demikian..? Sebaliknya... Padahal.., kejujuran akan
membawa pada kelanggengan... Kepercayaan.., lebih-lebih dalam dunia
bisnis.., membutuhkan prasyarat bernama karakter... Karakter dibangun
dari dua hal utama; kejujuran dan tanggung jawab... Kejujuran
berbicara tentang moralitas dan etika
. Sedangkan tanggung jawab
berhubungan dengan kompetensi
. Di negeri ini.., banyak pebisnis yang
sukses dan politisi yang dikenang hingga kini karena kejujuran yang
dianutnya selama ini... Nilai-nilai yang mereka anut untuk: tidak
ngembat sana-sini, tidak ngemplang.., tidak sikut kanan-kiri.., tidak
merekayasa nilai proyek.., tidak mengulur-ulur penjualan saham.., atau
tidak ngadalin mitra kerjanya...

Oleh karena itu kejujuran membutuhkan pengorbanan untuk menunda
kesenangan... Meniti dan mencapai hasil sesuai dengan usaha tanpa
harus memark-up atau menipu... Apa enaknya.., bila kesuksesan diraih
dengan begitu cepat.., tetapi dengan mengorbankan nilai-nilai
kejujuran... Hidup tak tentram.., tidurpun tak nyenyak...

Kejujuran memerlukan kesadaran untuk paham akan batas kelemahan diri
sendiri dan tidak sungkan untuk mengaku salah. Dan juga sebaliknya..,
bersedia memaafkan kelemahan orang lain... Kejujuran juga berarti
sadar bila tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu... Jika kemampuan
Anda mengangkat beban hanya lima kilo.., jangan memaksakan Anda
mengangkat hingga mencapai sepuluh kilo... Jika harga saham
sesungguhnya hanya seribu perak.., jangan dipaksakan dijual lima ribu
perak... Naah.....

Kejujuran merupakan salah satu kunci untuk mengatasi masalah hidup
berbangsa dan bermasyarakat di negeri ini... Seperti pepatah lama
Belanda yang mengatakan, "eerlijk duurt 't langst...", jujur itu langgeng...

Percayalah...

3 September 2008
--------------------------------------

Yudistira Ardy Rukka. Rajin menulis di bLog kompasiana.com, tinggal di Makassar.

Nov 5, 2009

Hidup Itu Terlalu Singkat...

Pertama kali saya berjumpa dengan Arthur dan Sabrina saat pasangan Amerika itu ikut serta dalam rombongan tur ke Eropah Barat yang saya pimpin, kejadiannya lebih kurang 12 tahun yang silam.
Ketika itu mereka melakukan perjalanan dalam rangka memperingati ulang tahun emas perkawinan mereka...

Selama 14 hari perjalanan mengunjungi 9 kota di 5 negara, pasangan yang sudah berusia di atas 70 tahun itu kerap menjadi perhatian saya.
Bukan karena saya mengkwatirkan kondisi phisik mereka yang mungkin kelelahan akibat perjalanan jauh.., karena untuk ukuran kebanyakan orang seusianya, mereka tergolong cukup sehat dan lincah.
Yang saya perhatikan justru bagaimana mereka tampak begitu menikmati setiap momen dalam perjalanan tersebut...

"Pengamatan" yang saya lakukan secara sembunyi sembunyi terhadap mereka, entah dengan mencuri pandang lewat kaca spion bis yang kebetulan mengarah langsung ke mereka, atau memperhatikan bagaimana mereka berunding untuk menentukan mau pergi kemana ketika acara bebas.., membuat saya melhat ada sesuatu yang "berbeda" diantara keduanya dibandingkan dengan peserta lainnya.
Keduanya tampak sangat ceria.., yang terpancar jelas dari raut wajah mereka yang sudah dipenuhi keriput...

Rasa penasaran saya atas pasangan ini belum sempat terjawab ketika perjalanan yang kami lakukan sudah harus berakhir.
Seluruh rombongan berpisah untuk kembali ke tempat tinggal masing masing, sementara saya melanjutkan hidup saya seperti biasa...

Setahun berikutnya, ketika saya ditugaskan untuk memimpin sebuah rombongan tur ke Eropah Timur.., secara tak sengaja saya bertemu dengan pasangan Arthur dan Sabrina yang ternyata juga ikut dalam rombongan tur yang saya pimpin saat itu.
Kali ini mereka melakukan perjalanan untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 51...

Lantaran sudah saling kenal sebelumnya, kami jadi cepat akrab...
Sebenarnya, pada saat itu saya hanya menjadi tur leader pengganti.
Diawal perjalanan, saya berterus terang kepada para peserta tur bahwa saya kurang paham dengan rute perjalanan kali ini...

Di luar dugaan, Arthur secara diam diam berbicara banyak tentang saya kepada para peserta tur lainnya berdasarkan pengalaman yang dialaminya saat ikut serta dalam rombongan tur yang saya pimpin setahun yang lalu.
Tentang bagaimana saya sudah menjadi tur leader yang menurut dia sangat baik dan perhatian serta hal hal positip lainnya...

Berkat dia pulalah, sebagian besar peserta tur jadi memiliki nilai positip terhadap saya.
Konsekuensinya.., saya jadi lebih tertantang untuk berbuat semaksimal mungkin, memberikan kwalitas layanan yang terbaik dan memuaskan...

Pengalaman memimpin grup tur ke Eropah Timur saat itu adalah awal dari perjalanan karir saya sebagai tur leader, namun justru disaat saya merasa banyak kemungkinan untuk melakukan kesalahan karena minimnya "jam terbang" dan penguasaan medan.., hampir seluruh peserta tur malah memberikan dukungan positif atas apa yang saya lakukan pada saat itu sehingga saya merasakan situasi yang nyaman sepanjang perjalanan tersebut.
Dan semua itu disebabkan karena berbagai pernyataan positip yang disampaikan oleh Arthur...

"Hidup ini terlalu singkat untuk dijalani, jika bisa membuatnya lebih indah, kenapa harus dijalani dengan air mata.
Jika bisa memotivasi orang lain dengan pujian.., mengapa kita harus menyampaikan dengan celaan ?
" demikian kata Sabrina saat saya menyampaikan ucapan terima kasih atas "promosi" yang dilakukan suaminya terhadap saya...

Prinsip hidup ini terlalu singkat yang dianut oleh Arthur dan Sabrina membuat saya merenung tentang makna hidup yang sudah saya jalani saat ini...
Usia pernikahan yang mereka jalani hingga sanggup mencapai angka diatas 50 tahun adalah suatu hal yang langka.., dan menurut saya perjalanan hidup mengarungi kehidupan selama 70 tahun lebih bukanlah waktu yang singkat pula...

Kita tidak pernah tahu kapan hidup ini akan berakhir.., kapan saat terakhir kita bakal bertemu dengan orang yang kita kasihi.
Bisa saja terjadi, besok saya atau anda yang dipanggil Tuhan.., dan alangkah menyesalnya kita ketika menyadari betapa banyak hal yang sebenarnya ingin kita capai, ternyata tidak pernah terwujud kan...

Jika setiap saat kita berpikir bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dijalani.., maka kita akan termotivasi untuk memberikan makna terbaik pada hari hari yang kita jalani saat ini.., demikian ucap Arthur panjang lebar.
Dan jika pada kenyataannya kita diberi anugerah untuk menjalani kehidupan ini lebih lama, bukankah hari hari yang sudah kita lalui bakal menjadi rangkaian kenangan yang indah...

Selama kehidupan pernikahan kami.., rasanya kami tidak sempat meributkan hal hal kecil karena waktu kami telah tersita dengan pemikiran bagaimana mengisi hari hari "pendek" kami dengan sebaik mungkin...

Perkataan Arthur dan Sabrina itu terus melekat dibenak saya hingga kini.
Prinsip hidup yang mereka anut telah berhasil mempengaruhi jalan pemikiran saya, sehingga sejak saat itu saya menjalani kehidupan dengan lebih bersemangat.

Ketika menikah beberapa tahun yang lalu.., saya dan istri juga telah sepakat untuk menjalani kehidupan ini dengan prinsip "Hidup Ini Terlalu Singkat".
Setiap saat kami selalu berpikir bagaimana caranya agar dapat mengisi hari hari kami dengan sebaik mungkin...

Peringatan hari ulang tahun saya dan istri.., maupun ulang tahun pernikahan kami menjadi ajang untuk instropeksi diri tentang hari hari yang telah kami lewati bersama, sekaligus merencanakan apa yang akan kami lakukan untuk kurun waktu setahun ke depan...

Kami menjadi lebih ekspresif dalam mengungkapkan isi hati dan perasaan masing masing dan tidak ragu ragu untuk saling mempersembahkan yang terbaik dan berupaya untuk saling membahagiakan satu dengan yang lainnya...
Setiap ada konflik yang terjadi kami berupaya untuk menyelesaikannya sesegera mungkin.
Perselisihan pendapat memang ada.., namun kami berdua senantiasa mengupayakan agar persoalan yang kami hadapi tidak melebar dan meluas kemana mana.
"Jika Anda dapat membuatnya simpel, kenapa harus dipersulit", begitu kata Sabrina...

Apabila setiap saat kami mempertahankan prinsip yang sama dalam menjalani hidup ini, dan ketika kami dikaruniakan umur panjang untuk bisa merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ke 10.., 20 atau yang ke 30 atau mungkin yang ke 50.., seperti Arthur dan Sabrina, wow......, betapa bernilainya hari hari yang telah kami jalani selama ini.., dan betapa banyak kenangan indah yang terukir sepanjang kehidupan kami.
Dan kalau pun toh.. kami tidak dikaruniakan umur yang panjang.., setidaknya kami berdua sudah pernah melewati hari hari yang indah bersama sama...

Beberapa bulan yang lalu, saya mendapatkan kiriman surat dari Sabrina (kami sering berkirim surat sejak pertemanan kami di Eropah bertahun tahun yang lalu...), di suratnya Sabrina menceritakan bahwa Arthur telah meninggal dunia.., beberapa saat setelah ulang tahun pernikahannya yang ke 63...
Herannya.., saya tidak menangkap kesan kesedihan dalam surat tersebut...

Bahkan dia mengatakan bahwa mereka sudah sejak lama bersiap siap menghadapi momen perpisahan yang terelakkan oleh manusia mana pun di dunia ini...
Sabrina mengungkapkan bagaimana beruntungnya mereka bisa melewati saat saat kebersamaan yang panjang.., dan bersyukur atas begitu banyaknya peristiwa yang boleh mereka jalani berdua...

Dan ketika memang "saat" itu tiba yang terungkap justru rasa syukur karena telah diberi banyak kesempatan untuk menjalani hari demi hari bersama dengan orang yang dicintai...!!

(Dikirim oleh seorang teman - Konrad Arthur, 5 November 2009 yang diambil dari sebuah kelompok milis yang diikutinya...)

Nov 4, 2009

Negri Para Bedebah

By Adhie M. Massardi

Ada satu negri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Dari langit burung burung kondor jatuhkan bebatuan menyala nyala

Tahukan kalian ciri negri para bedebah itu ?
Itulah negri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tetapi rakyatnya makan dari mengais sampah atau menjadi kuli di negri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah.

Di negri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu dengan wartawan
Menipu rakyat dengan Pemilu menjadi lumrah
Karena hanya Penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negrimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaumnya

Maka bila negrimu dikuasai bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan Demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi,
Dengan diskusi
Tapi itulah selemah lemahnya iman perjuangan

Oct 29, 2009

Youth Pledge ... today or just on Wednesday?

Preparing to work after breakfast, Rini hurry to leave his boarding house ... Today is quite tiring for him considering the need to complete the remaining work yesterday .. Immediately close to the busway station near his home that morning, seen many other passengers queuing ... Wuuuiiihh .... very busy the queue .... Rini was always resentful view of local government capital of this beloved, considering the means of the busway is fun with the interior better than regular city buses and air-conditioning, but why the rush hour is always just ahead of the busway that comes short of a lot, so no doubt he'd be willing jostling there ... He thinks the risk of late arriving at the office...

In the busway he glanced at a passenger who took reading the newspaper, Humm ... He just remembered after reading a line of headline news in the paper that morning .... Apparently, today's Youth Pledge Day ...

As he thinks in his heart, whether other passengers have the same mind with him ... For them even today only a busy Wednesday morning that highlights and warm sun in the morning ... .. Do they still remember the day youth about the meaning of this? Rini just smiled in the liver, each passenger remains preoccupied with their thoughts while watching the passengers up and down at the stop for the bus stop ... ..

Yes Rini thinks just, how interpret the 1928 Youth Pledge movement with recurrent theme every year ..? However, each time also seemed relevant. The history of this country shows that the commitment "of spilled blood, one nation, one language" must be constantly cared for and interpreted ...
Yes try to remember ... Just a decade ago the nation was rocked by ethnic conflict, interfaith, who tore the west to the eastern tip of the archipelago. Humm .... What a foundation of unity we can still be swayed and provoked ... .. Why?

Wise words of Kahlil Gibran, "You can lay off their bodies, but not their souls. Because the souls that live in the house of tomorrow, which you can never go though in a dream."
True ... Young people in 1928 was able to think beyond his time, and able to overcome the real challenges of its time, the barriers of ethnic and language.

Rini read a poll in a daily capital, Kompas, yesterday (October 26, 2009), that has emerged a younger generation of Indonesian urban society that is literate with the development of information technology and telecommunications .... Interesting!
This generation is optimistic about her future and give attribution for themselves, "a successful, independent and productive."

It is recognized in the global era borders obscured, young people become "world citizens" who have a distinctive idiom technology literate and ready to compete at world level among nations ... .. Naahhh ... ..
But there are things that disturb the current Rini heart when you see the world of politics in Indonesia, seemed to see a world full of intrigue and discordant behavior of the 'players' in it ... .. Well .... Like the black world with all the lies between them ... .... The poll results also address the fact that the younger generation today is more apolitical ... There is a reluctance on their hearts to become or have ideals plunge in world politics, a member of the House ..? Members of political parties ....?? Aaahhh .... nooooooo ... yesssss ... ... Who contributes here ...? Both political parties and parliament contribute in revealing the negative image of this ... ..

Rini getting ready to spruce up his office bag ... .. While continuing to observe the way in the morning is jammed, the last stop before getting out near his office ... Well .... Are my friends also in the office thought the same ... ..? How do they interpret this day ...? Only Wednesday ..? Or did we already forget the spirit that continues to be relevant to this country for conserving and participate and not be apathetic towards the nation's problems ...?

OMG ... ... deal with traffic hours every day, I was tired ... .. Especially thinking about the work of the leader ... ... .. Huehehe ... ... Once Rudi rant in the morning, sipping his coffee ... ...