By Shinta Miranda
Ia tidak bosan ucapkan selamat pagi saat terbangun dari kembara semalam
Tiada mau diingat lagi dimana di atas bumi ruhnya melompat-lompat
Meski sering kali ia terlambat berangkat oleh hidupnya yang tak berharkat
Ketika hari bertambah tua lamanya , cuma satu tanyanya setiap pagi
Apakah ada pembeli sebungkus nasi hari ini untuk ia berangkat lagi
Mungkin malaikat tak pernah tahu, esok pagi ia tak akan kembali lagi ke sini
7 Maret 2011
---------------------------------------
Shinta Miranda. Salah satu dari beberapa penyair perempuan yang menarik dan produktif. Karya-karyanya banyak ditemui di situs jejaring sosial fb. Karyanya yang lain dapat dibaca pada buku-buku antologi puisinya dengan penyair-penyair perempuan lain.
The collection of Note's from me and all of my friends... and Whoever.... That's it.....
Showing posts with label kembali. Show all posts
Showing posts with label kembali. Show all posts
Mar 22, 2011
Mar 17, 2011
Kepada Seorang Sahabat II
By Ni Nyoman Resini
Karena di dahiku tertulis sejarah yang cemerlang?
aku terlambat memahami rasa pahit yang menjalar di tenggorokanmu
mari ke pusaraku, Ni...kau menggamit bathinku, mengajakku menyusuri lorong kelam dengan sepatuku yang melelahkan
tiga puluh lima tahun engkau dimakamkan pagi bisu,tanpa peringatan apapun,selain gundukan tanah merah dan setangkai mawar ungu
Duwh,warna itu mendadak membuatku sepi paling beku
tak ada lagi adrenalin yang bergolak saat kita berdua menatap foto dengan bingkai emas itu, sungguh tak ada lagi rasa cinta saat kita berdua menatap bola mata maskulin gambar itu
tulisan di dahimu melelahkanku,dan huruf-huruf terutama di jantungmu membuatku mati beku
kemana keindahan yang sering kau lukis pada raut rembulan?
terampas malam terhempas mendung
membadai
kuingin pertemuanku denganmu menyegarkan bunga-bunga yang layu dan membuka pintu hati yang terkunci
yang pergi biarlah pergi
dia tak akan pernah kembali
sudahi perdebatan kita yang selalu berakhir ricuh
engkau dan aku hanya dua kutub yang beda sejarah
----------------
Ni Nyoman Resini. Tinggal di lampung.
Karena di dahiku tertulis sejarah yang cemerlang?
aku terlambat memahami rasa pahit yang menjalar di tenggorokanmu
mari ke pusaraku, Ni...kau menggamit bathinku, mengajakku menyusuri lorong kelam dengan sepatuku yang melelahkan
tiga puluh lima tahun engkau dimakamkan pagi bisu,tanpa peringatan apapun,selain gundukan tanah merah dan setangkai mawar ungu
Duwh,warna itu mendadak membuatku sepi paling beku
tak ada lagi adrenalin yang bergolak saat kita berdua menatap foto dengan bingkai emas itu, sungguh tak ada lagi rasa cinta saat kita berdua menatap bola mata maskulin gambar itu
tulisan di dahimu melelahkanku,dan huruf-huruf terutama di jantungmu membuatku mati beku
kemana keindahan yang sering kau lukis pada raut rembulan?
terampas malam terhempas mendung
membadai
kuingin pertemuanku denganmu menyegarkan bunga-bunga yang layu dan membuka pintu hati yang terkunci
yang pergi biarlah pergi
dia tak akan pernah kembali
sudahi perdebatan kita yang selalu berakhir ricuh
engkau dan aku hanya dua kutub yang beda sejarah
----------------
Ni Nyoman Resini. Tinggal di lampung.
Subscribe to:
Posts (Atom)