Feb 24, 2011

Bau Kenangan

By Pringadi Abdi Surya

Tidak seperti aku: sebuah ucapan selamat tinggal menyesatkanku
ke arah yang jauh.
Rintik gerimis, gadis berpayung, dan jejak sepeda yang kuhitung
telah membawaku pada kenangan. "Baru saja musim kemarau,"
sambil membaiat ilalang di sudut jauh yang bergoyang-goyang
ditiup angin dari seberang. Rambutku juga berkibar-kibar pelan
membayangkan masa depan antara kau dan aku.

Untuk sebuah alasan, aku perlu, agar rasa sakit ketika kata terima
kasih itu meluncur dari bibirmu. Aku diam. Kau selalu bertanya, "Ada
apa?
"
dan aku menggelengkan kepala.

Musim barangkali sudah tak menentu. Gerimis barang tentu sudah
menyampaikan perasaanku. Tetapi,
sudahlah,
masih ada bau parfummu yang tertinggal di hangat sweaterku.

2010
---------------------------------------

Pringadi Abdi Surya. Karya-karyanya dapat ditemui di berbagai media.

Feb 19, 2011

Rasa Itu

By Ricardo Marbun

Tadi aku ketemu cowok itu lagi, Ri..” Suri berkata begitu ceria.

Tadi di dalam kelas sangat tersiksa karena harus bisik – bisik curhat sama Wuri teman dekatnya. Menunggu bell pulang berbunyi minta ampun lamanya, mana jam terakhir bikin bete banget, siapa juga yang peduli ama segala macam... cerita – cerita jaman dulu, lagian kenapa juga pelajaran sejarah di tempatkan pas jam terakhir, siang bolong begini mulut tak terhitung menguap sampai rahang pegel rasanya buka tutup melulu.

Kamu samperin nggak?” Wuri berjalan agak lambat di tengah gerombolan teman – temannya.

Itulah kelebihanku, Ri. Aku tak berani menyapanya, malu tau?

Doi lagi ngapain waktu kamu lihat?

Suri senyum – senyum sendiri. Tadi pagi sewaktu berangkat sekolah dia melihat cowok itu, Suri sampai lupa mau melangkah, serasa ada lem merekat erat di bawah sol sepatunya, matanya lurus memandang cowok yang diam – diam telah mencuri perhatiannya. Cowok itu sama sekali tak melihat ke arahnya. Jantung Suri berdenyut lebih kuat merambat hingga ke pipinya yang mulus. Suri hanya mampu memperhatikan kegiatan cowok itu. Dia sedang membersihkan motor, mau persiapan kuliah sepertinya. Ingin lebih lama Suri berdiri memandang dari jauh cowok itu, tapi suara langkah kaki dari dalam rumah membuyarkan keinginan itu, segera dia berjalan tanpa menoleh siapa yang keluar dari dalam rumah. Suri berjalan sambil menundukkan kepalanya dia tak punya nyali melihat lebih dekat cowok itu.

Dari depan gerbang sekolah Suri dan Wuri langsung di samperin kernet – kernet bemo, jam pulang sekolah begini halaman luar sekolah seketika berubah seperti pasar, tak jarang kernet – kernet itu hanya alasan menawarkan bemo padahal mereka punya niat lain, mau pegang – pegang nggak jelas. Untung anak – anak SMP ini pintar menghindar dari sang kernet jail.

Terus kamu nggak lihat dia dari dekat? Gimana sih, Suri?” Wuri bertanya lagi setelah mereka duduk manis dalam bemo tujuan rumah mereka.

Suri mengelengkan kepalanya. Ikal – ikal rambutnya ikut terayun sewaktu kepalanya menggeleng. Wajah mudanya mulai memancarkan kecantikan gadis belia. Hidungnya yang bangir menyempurnakan wajahnya dengan kata cantik.

Emang dia cakep ya? Maksud aku mirip siapa gitu?

Cakep Ri, wajahnya itu lo lucu banget, ngegemesin. Ada mirip seperti Raffi Ahmad, Ri..

Tapi kita kan masih SMP, Suri? Jauh banget ama anak kuliahan? Gimana coba?

Suri mengamini pernyataan Wuri barusan, dia baru SMP kelas 1, sedang mahluk itu anak kulihan, tapi rasa itu pelan – pelan telah mengetuk serambi hatinya, dia sendiri tidak tahu kenapa rasa itu ada dan kapan datangnya. Yang Suri tahu rasa itu nikmat terasa memenuhi rongga dadanya.

-----------------------------

Ricardo Marbun. Sering menulis cerpen remaja. Karya-karyanya tersebar di beberapa media. Terakhir tampil di majalah D'Sari Edisi 16 Januari - 15 Februari 2011 dan karya-karyanya juga akan banyak ditemui pada majalah teenlit Story edisi mendatang ini.

Catatan: Mohon maaf kepada penulis, Ricardo Marbun atas koreksinya.

Feb 14, 2011

Kelembutan Ini

By Susy Ayu

kekasih,

semoga kelembutan selalu kita jaga

sebab tak ada yang kuat selain kelembutan

dan tak ada yang lembut selain kekuatan


13 Februari 2011
------------------------------------------

Susy Ayu. Karya-karya tersebar di berbagai media. Buku antologinya yang terbaru bersama dengan 13 penyair, "Merapi Gugat".

"Happy Valentine's Day, Teman-teman !"

Feb 8, 2011

negeri pluralis yang menuju keretakan

By Reni Teratai Air

bukankah kita telah memilih keyakinan masing-masing
lalu kenapa kau gunakan layarmu untuk mencekik, menyumpal mulut dan menutup mata orang-orang?

lalu kenapa kau lantangkan gema mu sementara kau pecut gema orang-orang lain?

atau telah kau siapkan layarmu untuk mencekik lehermu sendiri?
malangnya kita, berlindung di ketiak seragam yang takut dengan layar

Jakarta, 8 Februari 2011
---------------------------------------------------

Reni Teratai Air. Karya-karyanya dapat ditemui di media massa. Pemimpin Redaksi Majalah Remaja - Teenlit STORY.

Feb 3, 2011

Gong Xi Fat Chai

By Josephine Maria

di luar angan adalah angin dingin
yang berjalan jauh membumbung tembang
petani tionghoa menyusur penanggalan bulan
pada musim semi dengan menggarap harap

hikayat nian datang meradang
di bawah bulan pergantian tahun
berkelebat dari satu pintu ke pintu
mengitari kealpaan suangshi

kelebat menjadi sejarah perayaan perjamuan
semaraknya kembang api memercik sepi
bergelantungan lampion tanpa spion
menghadang nian shou dalam semalam

shishi meraya menuju purnama
shishi. gong xi fat chai

"Selamat Tahun Baru Imlek"
03 Pebruari 2011
untuk saudara dan sahabatku yang merayakannya

Jakarta, 1 Februari 2011
-----------------------------------------

Josephine Maria. Tinggal di Jakarta. Karya-karyanya banyak tersebar di berbagai media.

- nian: mitos tionghoa berupa raksasa pemangsa segala
- shou: binatang (12 binatang)
- suang shi: kertas merah
- shishi: merahmerah
- gong xi fat chai: selamat dan semoga banyak rejeki (dalam bahasa mandarin)