Nov 9, 2009

Pilihan

By Istiqomah Ummu Faradina

seperti daun-daun mangga itu akhirnya kita akan berguguran
menunggu kapan angin menjemput dan meniup
jatuh ke selokan atau terbang seperti kupu-kupu
pada tangan waktu yang merangkum semua rindu
juga dendam yang mendidih di letupan bibir
seperti itulah awan memberikan pilihan

bagaimana menjilati matahari di sisa hari ketika lidah telah menjadi bumerang
tak ada aroma melati tersisa
hanya kepalsuan memahatkan bara
mampukah mencecap rasa ketika hitam dan putih tersaji di hadapan
atau seperti hujan di gunung salju yang tak membagi dingin

seperti itukah hati kita?

lamat-lamat mengabarkan kematian tanpa elegi
pohon mangga, jambu, kelapa, anyelir, bahkan kamboja
tak sempat mencatat kabarnya
jemari memetik detik juga detak
memeluk dusta
tanpa kata

ia juga
membagikan pilihan
kemana angin kelak mengalirkan kita
pada deras syukur atau darah air mata


Istiqomah Ummu Faradina. Juga dikenal dengan nama Faradina Izdhihary, sering menulis di berbagai media. Puisi ini juga terbit di Jurnal Bogor, Minggu 8 November 2009. Karyanya yang lain juga terdapat di situs bLog http://storiesfromtheroad.wordpress.com.

1 comment:

  1. Deras syukur & Darah air mata....???
    Deras syukur...bersyukur jauh akan membuat hati kita tenang dr pada keluh kesah dan darah air mata
    Syukuri apa yg ada hidup adalah anugrah
    Tetep jalani hidup ini melakukan yg t'baik...

    Song
    by D Massiv
    ^_^

    ReplyDelete