By Djuwarsih Mukhlisin
Tak biasa saja
Suaramu masuk lewat lubang langitlangit rumah tempat tikus biasa berlalu lalang
Katamu :
“Aku rindu…
Sudah kukirim kabarnya dari sebulan lalu, melalui surat terbuka yang ku lempar tepat di beranda
Tapi tak ada balasan..”
Hmm, sadarkah
Angin mati waktu itu
Suratmu tak sampai di kamarku
Mungkin saja dia terserak dan tersapu oleh emakku
Yang rajin membersihkan halaman tiap pagi
Rindumu tinggal sebaris
Yang teriris-iris tersisa selapis
Terkucur di atas teritis
Tapi melubangi hatiku dengan sadis
Rindumu tak pantas diumbar
Juga jangan tersebar menjadi aib dan kabar
Simpan saja dalam dadamu yang berdebar
Jangan sampai ada yang mendatangimu dan dengan gagah pipimu ditampar
Atau kau datangi aku
Tanpa harus kau rebut selimut hangatku diamdiam
Sanggupkah ??
Tangerang, 30 Juli 2010
------------------------------------------------
Djuwarsih Mukhlisin. Sering menulis sajak di situs-situs jejaring pertemanan. Sajak-sajaknya selalu bernada lembut.
rindu selalu menguras emosiku....
ReplyDeletetapi aku menikmatinya....
keren deh sajaknya mbak....
-sanny