By Kembara Gelungan Hitam
Malam mulai memapah, pasrah. Kubiarkan kau bersemayam, meliar. Mempuisikan rindu. Melukis sedusedan gerimis hujan di tepi anjungan, kapal cinta. Hingga aku bisa mencium hangat wangi aroma samudra, di bibir waktu.
Hening itu searoma candu, kita mabuk .
Aku di tepian pantai menatap senja, denganmu. Jingga serupa ufuk. Kubiarkan kau menjalang, benamkan jiwamu. Di kedalaman laut bening, mencatat puisi biru. Kerinduan tentang nyanyian camar, daratan juga karang. Bukan kisah perompak atau pun badai, tapi tentang semilir angin juga kerasnya gelombang.
Kita saling memahami keterbatasan pandang. Sementara telunjuk saling sibuk merekareka. Menyapa pun sering lupa. Hidup tetap kembali, menantang. Tak berulang. Namun bayang saling menggenggam, hingga masa itu datang.
Kita; aku dan kau tanpa akhiran
5 Juni 2010
------------------------------------------
Kembara Gelungan Hitam. Bukan nama sebenarnya. Sering menulis di situs pertemanan. Tinggal di Ibukota.
aku suka ini mbak.....
ReplyDelete-yun
cantik....
ReplyDelete-mer
malam yang misterius...
ReplyDelete\tris
keren....
ReplyDelete-lin
aku suka juga.... :)
ReplyDelete-antika
hidup itu indah kok......
ReplyDelete-santi
cinta selalu menarik untuk ditulis....
ReplyDelete-rin
maaf namanya kembara gelungan hitam bukan indah abang donz
ReplyDeletesebut saja IG Kembara
terimakasih
mempuisikan rindu
ReplyDelete"semilir angin juga kerasnya gelombang "
ReplyDeleteyang selalu merindu untuk menjumputnya disetiap melabuh
benamkan jiwa pada gelombang untuk saling memahami
ReplyDelete