By Bening Rri
Negeri tanpa kuping,
Hukumnya sumbing,
Mata keadilannya juling,
Rakyatnya tukang kapling,
Dosa-dosa bunting..!
25 Maret 2011
---------------------------------------
Bening Rri. Tinggal di Sumbawa. Penyiar radio.
The collection of Note's from me and all of my friends... and Whoever.... That's it.....
Mar 27, 2011
Mar 22, 2011
Mungkin Malaikat Tahu
By Shinta Miranda
Ia tidak bosan ucapkan selamat pagi saat terbangun dari kembara semalam
Tiada mau diingat lagi dimana di atas bumi ruhnya melompat-lompat
Meski sering kali ia terlambat berangkat oleh hidupnya yang tak berharkat
Ketika hari bertambah tua lamanya , cuma satu tanyanya setiap pagi
Apakah ada pembeli sebungkus nasi hari ini untuk ia berangkat lagi
Mungkin malaikat tak pernah tahu, esok pagi ia tak akan kembali lagi ke sini
7 Maret 2011
---------------------------------------
Shinta Miranda. Salah satu dari beberapa penyair perempuan yang menarik dan produktif. Karya-karyanya banyak ditemui di situs jejaring sosial fb. Karyanya yang lain dapat dibaca pada buku-buku antologi puisinya dengan penyair-penyair perempuan lain.
Ia tidak bosan ucapkan selamat pagi saat terbangun dari kembara semalam
Tiada mau diingat lagi dimana di atas bumi ruhnya melompat-lompat
Meski sering kali ia terlambat berangkat oleh hidupnya yang tak berharkat
Ketika hari bertambah tua lamanya , cuma satu tanyanya setiap pagi
Apakah ada pembeli sebungkus nasi hari ini untuk ia berangkat lagi
Mungkin malaikat tak pernah tahu, esok pagi ia tak akan kembali lagi ke sini
7 Maret 2011
---------------------------------------
Shinta Miranda. Salah satu dari beberapa penyair perempuan yang menarik dan produktif. Karya-karyanya banyak ditemui di situs jejaring sosial fb. Karyanya yang lain dapat dibaca pada buku-buku antologi puisinya dengan penyair-penyair perempuan lain.
Mar 17, 2011
Kepada Seorang Sahabat II
By Ni Nyoman Resini
Karena di dahiku tertulis sejarah yang cemerlang?
aku terlambat memahami rasa pahit yang menjalar di tenggorokanmu
mari ke pusaraku, Ni...kau menggamit bathinku, mengajakku menyusuri lorong kelam dengan sepatuku yang melelahkan
tiga puluh lima tahun engkau dimakamkan pagi bisu,tanpa peringatan apapun,selain gundukan tanah merah dan setangkai mawar ungu
Duwh,warna itu mendadak membuatku sepi paling beku
tak ada lagi adrenalin yang bergolak saat kita berdua menatap foto dengan bingkai emas itu, sungguh tak ada lagi rasa cinta saat kita berdua menatap bola mata maskulin gambar itu
tulisan di dahimu melelahkanku,dan huruf-huruf terutama di jantungmu membuatku mati beku
kemana keindahan yang sering kau lukis pada raut rembulan?
terampas malam terhempas mendung
membadai
kuingin pertemuanku denganmu menyegarkan bunga-bunga yang layu dan membuka pintu hati yang terkunci
yang pergi biarlah pergi
dia tak akan pernah kembali
sudahi perdebatan kita yang selalu berakhir ricuh
engkau dan aku hanya dua kutub yang beda sejarah
----------------
Ni Nyoman Resini. Tinggal di lampung.
Karena di dahiku tertulis sejarah yang cemerlang?
aku terlambat memahami rasa pahit yang menjalar di tenggorokanmu
mari ke pusaraku, Ni...kau menggamit bathinku, mengajakku menyusuri lorong kelam dengan sepatuku yang melelahkan
tiga puluh lima tahun engkau dimakamkan pagi bisu,tanpa peringatan apapun,selain gundukan tanah merah dan setangkai mawar ungu
Duwh,warna itu mendadak membuatku sepi paling beku
tak ada lagi adrenalin yang bergolak saat kita berdua menatap foto dengan bingkai emas itu, sungguh tak ada lagi rasa cinta saat kita berdua menatap bola mata maskulin gambar itu
tulisan di dahimu melelahkanku,dan huruf-huruf terutama di jantungmu membuatku mati beku
kemana keindahan yang sering kau lukis pada raut rembulan?
terampas malam terhempas mendung
membadai
kuingin pertemuanku denganmu menyegarkan bunga-bunga yang layu dan membuka pintu hati yang terkunci
yang pergi biarlah pergi
dia tak akan pernah kembali
sudahi perdebatan kita yang selalu berakhir ricuh
engkau dan aku hanya dua kutub yang beda sejarah
----------------
Ni Nyoman Resini. Tinggal di lampung.
Mar 12, 2011
Nyali...
By Ira Ginda
menuju jantung kota
ada degup yang debarnya sama
di persimpangan rambu tak menyala
pejalan bingung mengatur kakinya..
perempuan hanya berdiam di kiri
saat lelakinya telah mengubur nyali
lidah sepi menjilati knalpot kota
dengan kuasa, memainkan kartu tarotnya
anakanak terduduk lama
menunggu, dipanggil budak oleh ayahnya
mengeja kematian dulu, dengan perulangan ketidakan itu
12 Maret 2011
-----------------------------------------
Ira Ginda. Karya-karyanya yang lain dapat ditemui di situs jejaring sosial. Tinggal di Cikarang, Bekasi.
menuju jantung kota
ada degup yang debarnya sama
di persimpangan rambu tak menyala
pejalan bingung mengatur kakinya..
perempuan hanya berdiam di kiri
saat lelakinya telah mengubur nyali
lidah sepi menjilati knalpot kota
dengan kuasa, memainkan kartu tarotnya
anakanak terduduk lama
menunggu, dipanggil budak oleh ayahnya
mengeja kematian dulu, dengan perulangan ketidakan itu
12 Maret 2011
-----------------------------------------
Ira Ginda. Karya-karyanya yang lain dapat ditemui di situs jejaring sosial. Tinggal di Cikarang, Bekasi.
Mar 6, 2011
Mendung di Dermaga
By Susy Ayu
di dermaga
cuma aku yang menunggumu
pada tiang kapal, angin barat dan perahu-perahu lelah
suaraku serak sempoyongan memanggil
kau tak jua datang
cuma sepi yang berjawaban
menggiring mendung
4 Maret 2011
--------------------------------------
Susy Ayu. Karya-karyanya tersebar di berbagai media. Juga dapat ditemui situs jejaring sosial. Buku antologinya yang terbaru adalah "Merapi Gugat".
di dermaga
cuma aku yang menunggumu
pada tiang kapal, angin barat dan perahu-perahu lelah
suaraku serak sempoyongan memanggil
kau tak jua datang
cuma sepi yang berjawaban
menggiring mendung
4 Maret 2011
--------------------------------------
Susy Ayu. Karya-karyanya tersebar di berbagai media. Juga dapat ditemui situs jejaring sosial. Buku antologinya yang terbaru adalah "Merapi Gugat".
Mar 1, 2011
Kata sebuah Ombak
seperti kata sebuah ombak
aku akan mencapai pantai itu,
tapi disana banyak limbah, sisa-sisa pabrik
kata sebuah ombak lain
aahh... kamu memang begitu
pantai itu tetap pantai,
tak perlu memikirkannya, deburkanlah ombakmu.
28 Februari 2011
------------------------------------------
"tentang rindu"
aku akan mencapai pantai itu,
tapi disana banyak limbah, sisa-sisa pabrik
kata sebuah ombak lain
aahh... kamu memang begitu
pantai itu tetap pantai,
tak perlu memikirkannya, deburkanlah ombakmu.
28 Februari 2011
------------------------------------------
"tentang rindu"
Subscribe to:
Posts (Atom)