By Dian Aza
Seperti lidah yang menjulur dari ruang di luar jendela, membasahi pahit bibir. Aku bertanya apakah saat ini waktu telah bersepakat mengikat kata. Waktu yang pernah menceraikan kalimatkalimatku dari paragrafmu. Hatiku sudah padang rumput, menunggumu jadi angin, bermainmain dengan ilalang di mataku. Aku merasa senja itu sembunyi di balik bukit, menunggu abaaba langit untuk membacakan sajak bagi bibirbibir pahit dan kering. Hangat dan hitam seperti bergelasgelas kopi di warungwarung sepanjang jalan, menunggu bibirbibir pahit dan kering untuk diusap pula. Lampulampu kota merayuku agar melupakan senja di bahumu. Tapi lidah yang menjulur dari balik jendela itu terusmenerus memohon waktu menunggumu. Bibirku harum dan manis, penuh jejak kopi*
26 Juli 2010
---------------------------------------------
Dian Aza. Sering menulis sajak di situs pertemanan. Tinggal di Malang.
The collection of Note's from me and all of my friends... and Whoever.... That's it.....
Jul 26, 2010
Jul 19, 2010
Mandi
By Djuwarsih Mukhlisin
Satu persatu
lepaskan pakaian
Pakaian yang telah dipakai seharian, menutup aurat, kadang juga kemunafikan
Biarkan detergen mengurai debu-debu dan menghilangkan bau keringatnya menjadi wangi
Dengan doa, berniat ibadah
Basahi air di kepala, menyiram habis seluruh tubuh
Menyingkirkan peluh yang telah terseduh
Melepaskan penat, biarkan luruh dan terbuang ke selokan
Memberi segar penuh gairah, setelah badan terpenjara dengan gerah
Usapkan wewangian di kepala, sampai berbusa
Buang segala buruk sangka yang penuh menyumbat kepala
Usir ketombe yang membuat gatal menyiksa
Pastikan juga kutu kabur semua
Terutama kutu yang membuat hilang kreasi di isi kepala
Gosokkan sabun lembut sampai ke pojok lekukan kulit
Tak peduli bila punya banyak selulit
Biarkan dakimu rontok tanpa sisa, terbasuh dgn busa
Jangan disayang !
karena dakimu membuat kulit makin legam
apalagi bila kau rajin menabung dendam
Jangan lupa sikat gigi, 2 kali sehari
Pastikan gigimu bersih
Bersih dari segala caci maki
Pastikan nafasmu segar
Agar suaramu terdengar lembut dan senyummu berbinar
Tuntaskan mandi sampai bersih diri
Ambillah handuk, keringkan tubuh dengan sungguh benar
Badan bugar, fikiran pun segar
Tak ada lagi buruk sangka
karena bersih sampai ke dalam rongga dada
Membuka kembali isi kepala
Untuk dapat mencipta lebih banyak karya..
19 Juli 2010
--------------------------------------------------
Djuwarsih Mukhlisin. Ibu rumah tangga, sering menulis sajak. Tinggal di Tangerang.
Satu persatu
lepaskan pakaian
Pakaian yang telah dipakai seharian, menutup aurat, kadang juga kemunafikan
Biarkan detergen mengurai debu-debu dan menghilangkan bau keringatnya menjadi wangi
Dengan doa, berniat ibadah
Basahi air di kepala, menyiram habis seluruh tubuh
Menyingkirkan peluh yang telah terseduh
Melepaskan penat, biarkan luruh dan terbuang ke selokan
Memberi segar penuh gairah, setelah badan terpenjara dengan gerah
Usapkan wewangian di kepala, sampai berbusa
Buang segala buruk sangka yang penuh menyumbat kepala
Usir ketombe yang membuat gatal menyiksa
Pastikan juga kutu kabur semua
Terutama kutu yang membuat hilang kreasi di isi kepala
Gosokkan sabun lembut sampai ke pojok lekukan kulit
Tak peduli bila punya banyak selulit
Biarkan dakimu rontok tanpa sisa, terbasuh dgn busa
Jangan disayang !
karena dakimu membuat kulit makin legam
apalagi bila kau rajin menabung dendam
Jangan lupa sikat gigi, 2 kali sehari
Pastikan gigimu bersih
Bersih dari segala caci maki
Pastikan nafasmu segar
Agar suaramu terdengar lembut dan senyummu berbinar
Tuntaskan mandi sampai bersih diri
Ambillah handuk, keringkan tubuh dengan sungguh benar
Badan bugar, fikiran pun segar
Tak ada lagi buruk sangka
karena bersih sampai ke dalam rongga dada
Membuka kembali isi kepala
Untuk dapat mencipta lebih banyak karya..
19 Juli 2010
--------------------------------------------------
Djuwarsih Mukhlisin. Ibu rumah tangga, sering menulis sajak. Tinggal di Tangerang.
Jul 14, 2010
Jarak Sajak
By Weni Suryandari
Bukankah sampai juga getar
Dari jarak dua kota ini
Seperti gempa di satu titik
Gaungnya di penjuru negeri
Angin mengirim desau
Ke kotamu, dan pesan lampau
Tentang melipat jarak,
agar malam bukan sajak
tapi di laut jugalah, kusimpan semua risalah
agar di pintumu waktu henti berdetak
sebab detak itu hanya di nadiku
:mengalir kau
Juni, 2010
-------------------------------------------
Weni Suryandari. Penyair perempuan, tinggal di Jakarta. Karyanya yang lain dapat ditemui di situs jejaring sosial facebook dan blog-nya di alamat http://wenispurnama.wordpress.com.
Bukankah sampai juga getar
Dari jarak dua kota ini
Seperti gempa di satu titik
Gaungnya di penjuru negeri
Angin mengirim desau
Ke kotamu, dan pesan lampau
Tentang melipat jarak,
agar malam bukan sajak
tapi di laut jugalah, kusimpan semua risalah
agar di pintumu waktu henti berdetak
sebab detak itu hanya di nadiku
:mengalir kau
Juni, 2010
-------------------------------------------
Weni Suryandari. Penyair perempuan, tinggal di Jakarta. Karyanya yang lain dapat ditemui di situs jejaring sosial facebook dan blog-nya di alamat http://wenispurnama.wordpress.com.
Jul 9, 2010
Janji Cinta pada Rindu
By Ratna Arisanti
janji cinta pada rindu
tak jua sampai,cemburu
terlanjur keliru
berseru-seru
begitupun aku...
janji bintang pada langit terang
tak jua datang,bayang
jatuhkan aku pada lukis lekuk siang
layangkan harap sejuta, berbilang
begitulah aku...
serupa rasa yang lalu,berlalu
diam berdiam di rindu yang asa
janji cinta seperti
janji angin pada kemarau
ingin selalu menatap wajah riang
di bola mata yang penuh cinta
ah...
aku ingin seperti bintang
: merindui langit
6 Juli 2010
----------------------------------------------
Ratna Arisanti. Sering membuat sajak. Karyanya yang lain dapat ditemui di situs pertemanan facebook.
Note: Sajak ini diambil dari oase.kompas.com tanggal 6 Juli 2010.
janji cinta pada rindu
tak jua sampai,cemburu
terlanjur keliru
berseru-seru
begitupun aku...
janji bintang pada langit terang
tak jua datang,bayang
jatuhkan aku pada lukis lekuk siang
layangkan harap sejuta, berbilang
begitulah aku...
serupa rasa yang lalu,berlalu
diam berdiam di rindu yang asa
janji cinta seperti
janji angin pada kemarau
ingin selalu menatap wajah riang
di bola mata yang penuh cinta
ah...
aku ingin seperti bintang
: merindui langit
6 Juli 2010
----------------------------------------------
Ratna Arisanti. Sering membuat sajak. Karyanya yang lain dapat ditemui di situs pertemanan facebook.
Note: Sajak ini diambil dari oase.kompas.com tanggal 6 Juli 2010.
Jul 2, 2010
aku disudut itu
By Febby Sahla
sudah tak ada yang bisa kuseka... cukup setitik saja
seperti dulu tak ada beda
hanya sebaris kalimat yang sama
yang tetap kupunya
:
"selayaknya ia bahagia seperti saat menikmati hangat surya dicakrawala, tersenyum penuh warna seperti pelangi yang datang ketika hujan reda, tertawa karna bulan datang menghias temaram malamnya dan gemintang menggenapi kerlip ditiap kisi ruang rasa dihatinya..."
aku disudut itu
ketika kunikmati semua pesonamu
dan bersiap ketika sgalanya tercerabut dariku
yaa... berbaju "setidaknya" meski tanpa katakata saat berlalu
2 Juli 2010
-----------------------------------------------------
Febby Sahla. Sering menulis. Tinggal di Semarang.
sudah tak ada yang bisa kuseka... cukup setitik saja
seperti dulu tak ada beda
hanya sebaris kalimat yang sama
yang tetap kupunya
:
"selayaknya ia bahagia seperti saat menikmati hangat surya dicakrawala, tersenyum penuh warna seperti pelangi yang datang ketika hujan reda, tertawa karna bulan datang menghias temaram malamnya dan gemintang menggenapi kerlip ditiap kisi ruang rasa dihatinya..."
aku disudut itu
ketika kunikmati semua pesonamu
dan bersiap ketika sgalanya tercerabut dariku
yaa... berbaju "setidaknya" meski tanpa katakata saat berlalu
2 Juli 2010
-----------------------------------------------------
Febby Sahla. Sering menulis. Tinggal di Semarang.
Subscribe to:
Posts (Atom)